Advertorial
Intisari-Online.com - PadaKamis (24/9/2020), pemerintah Korea Selatan mengumumkan bahwa seorang warganyaditembak matidan jenazahnya dibakar oleh tentara Korea Utara.
Dilaporkan kantor beritaYonhapviaAFP, lalupria itu ditemukan oleh tentara Korea Utara, dan kemudian menjalani interogasi.
"Dia kemudian ditembak mati saat berada di dalam air," jelas Pemerintah Seoul.
"Prajurit Korea Utara kemudian menyiramkan bensin ke jenazahnya dan dibakar."
Upaya pembakaran jenazah itu dilakukan Pyongyang untuk mencegahvirus corona, di mana mereka menutup perbatasan dan mengumumkan status darurat.
"Kami memerkirakan bahwa mereka membakar mayat itu untuk menanggulangi menyebarnya virus corona," jelas pejabat kementerian pertahanan tersebut.
Pasca kejadian ini, Presiden Korea Selatan Moon Jae-In mengungkapkan belasungkawa terdalamnya.
Bahkan dia mengumumkan bahwa Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un meminta maaf.
Lalu sebenarnya siapakah pria Korsel yang kematiannya berhasil membuat Kim Jong-Un meminta maaf?
Dilansir darinypost.com pada Jumat (2/10/2020), pemeintah Korea Selatan mengatakan bahwa seorang pria yang dibunuh olehtentara Korea Utara itu ingin membelot.
Sebab pria itumemiliki utang judi.
Dia lalu berenang melawan arus yang tidak menguntungkan dengan bantuan jaket pelampung dan alat pelampung dan menyampaikan niatnya untuk pindah ke Korea Utara.
Perwira senior penjaga pantai Yoon Seong-hyun mengatakan pada briefing yang disiarkan televisi bahwa ada "kemungkinan yang sangat kecil" bahwa pria itu bisa jatuh dari kapal atau mencoba bunuh diri.
Sebab dia mengenakan jaket pelampung ketika dia ditemukan di perairan Korea pada Minggu lalu.
Yoon mengatakan arus pasang pada saat itu juga akan membuatnya sangat sulit untuk hanyut ke perairan Korea Utara secara alami.
Penjaga pantai mengatakan penilaiannya didasarkan pada analisis arus pasang surut di daerah tersebut, kunjungan ke kapal pemerintah yang telah dinaiki pejabat tersebut sebelum dia menghilang, penyelidikan transaksi keuangannya dan pertemuan dengan pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Yoon mengatakan pria itu menyampaikan keinginannya untuk membelot sebelum kematiannya.
Dia mengutip informasi intelijen yang menunjukkan Korea Utara mengetahui nama, usia, tinggi badan, dan kota asal pria itu sebagai bukti komunikasinya dengan Korea Utara.
Sebelumnya, pejabat penjaga pantai mengatakan bahwa pria itu adalah seorang pejabat pemerintah dan berusia 47 tahun.
Dia adalah ayah dari dua anak dengan sejumlah utang.
Total utangnyasekitar 330 juta won (Rp4,2 miliar) dan 80% di antaranya berasal dari perjudian.
Dengan seluruh fakta yang baru diungkapkan itu, maka itu mematahkan pendapat saudara pria dari korban yangmengatakan kemungkinan besar dia jatuh ke laut secara tidak sengaja.