Advertorial
Intisari-Online.com -Perang Azerbaijan melawan Armenia tengah berlangsung di kawasan Nagorny Karabakh.
Kedua kubu mulai adu tembak pada Minggu (27/9/2020) dan bentrok tersebut telah menewaskan setidaknya 39 orang.
Adapun konflik ini dimulai ketika wilayah Nagorny Karabakh direbut separatis pada 1990-an, dengan pertempuran terakhir dua kubu terjadi pada 2016.
Sementara itu, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan dikutip Associated Press (AP), Minggu (27/9/2020) mengimbau masyarakat internasional untuk mencegah adanya campur tangan Turki atas pertempuran Armenia- Azerbaijan di sengketa wilayah separatis Nagorny-Karabakh.
PM Pashinyan, berbicara dari Yerevan, Armenia, mengatakan bahwa perang konflik yang luas disertai campur tangan Turki akan membuat "ketidakstabilan".
Namun, rupanya Turki tak tahan untuk tak ikut campur dalam urusan kedua negara tersebut.
Menggambarkan F-16 Turki sebagai "pedang Damocles" (ancaman berbahaya yang akan segera terjadi), Armenia masih berharap konflik militer tidak akan meningkat ke titik itu, menurut RT.
Melansir 24h.com.vn, Selasa (29/9/2020), Duta Besar Armenia untuk Rusia Vardan Toganyan menegaskan bahwa negara itu "akan menggunakan semua tindakan yang diperlukan, termasuk rudal balistik Iskander", jika Turki mengirim jet tempur F-16 untuk berperang.
Tonganyan mengatakan situasi saat ini tidak seserius itu dan bahwa sistem pertahanan udara Armenia saat ini cukup untuk mengatasi drone Azerbaijan.
9K720 Iskander (sebutan NATO SS-26 Stone) adalah rudal balistik jarak pendek buatan Rusia, yang ditembakkan dari peluncur seluler.
Rudal Iskander dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, yang khusus digunakan untuk menyerang sasaran strategis musuh.
Barat sangat prihatin tentang rudal Iskander karena jika terkena kejutan, sistem pertahanan rudal tidak akan punya waktu untuk mencegatnya.
Armenia juga membuka kemampuan untuk membawa penyerang Su-25 bertempur, menyerang pasukan darat Azerbaijan dengan lebih efektif.
Berbicara pada konferensi pers pada 28 September, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan mengatakan tentara siap menggunakan senjata berat jika "situasi perang membutuhkan senjata seperti itu".
Menanggapi pernyataan itu, Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov mengatakan negara itu siap untuk "menanggapi secara memadai" jika Armenia meningkatkan ketegangan.
Saat ini, Turki memberikan bantuan kepada Azerbaijan dalam perangnya dengan Armenia.
Pesawat tanpa awak Azerbaijan yang digunakan untuk menyerang sasaran Armenia dibuat oleh Turki.
Ankara juga dituduh mengirim tentara bayaran untuk membantu Azerbaijan di darat.
Perang pecah di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan sejak pagi hari tanggal 27 September.
Kedua belah pihak menuduh pihak lain melepaskan tembakan terlebih dahulu dan keduanya mengaku telah menyebabkan kerusakan parah pada musuh di hari pertama pertempuran.