Advertorial

Terkuak, Ini Dia Besarnya Kekuatan KKB di Intan Jaya, Jumlah Senjatanya Tidak Main-main

May N

Editor

Intisari-online.com -Konflik bersenjata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, masih terus terjadi dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terus menebar ancaman di wilayah tersebut.

Bahkan, pada aksi terakhir pada 23 September 2020, KKB sudah berani melakukan kontak senjata di tengah Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota dari Intan Jaya.

Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut, aparat TNI-Polri telah memiliki data mengenai KKB yang beraksi di Intan Jaya.

Nama Sabinus Waker disebut Paulus sebagai pemimpin KKB di Intan Jaya setelah pimpinan sebelumnya, Ayub Waker meninggal dunia pada 13 September 2019 karena sakit.

Baca Juga: Ingat Kenali Bagian Tubuh Wanita Ini yang Tidak Ingin Disentuh Saat…

Paulus mengatakan, aparat sudah mengetahui jumlah anggota KKB di Intan Jaya dan kini menguasai Distrik Hutadipa.

"Mereka sebenarnya tidak banyak, mereka itu sekitar 50-an orang, panglima kodapnya sudah meninggal dunia, yaitu Ayub Waker.

Tapi sekarang (Kodap VIII) dikomandoi oleh wakilnya, Sabinus Waker," ujar Paulus, di Jayapura, Kamis (24/9/2020).

Tidak hanya jumlah anggota, Paulus menyatakan, aparat keamanan juga telah mengetahui berapa banyak senjata api yang dimiliki kelompok tersebut.

Baca Juga: Terakhir Muncul di Publik Setelah Positif Covid-19, Pangeran Charles Muncul Kembali Membawa Solusi Selamatkan Dunia, Seperti Apa?

Sebagian besar senjata yang dimiliki KKB berasar dari hasil rampasan anggota TNI-Polri.

"Sabinus Waker itu memiliki kekuatan 50 orang dengan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari strayer hasil rampasan pada 2015, kemudian ada rampasan 2019 dan 2020, jumlahnya 17 pucuk," kata Paulus.

Jumlah anggota KKB di Intan Jaya bisa saja bertambah karena saat ini ada beberapa kelompok lain dari kabupaten sekitar sedang berjalan menuju kelompok Sabinus Waker.

Mengenai pernyataan KKB menjadikan Intan Jaya sebagai wilayah perang terbuka dengan TNI-Polri, Paulus menilai itu dikarenakan faktor kondisi geografis.

Baca Juga: Mudah! Ini Cara Mengolah Daun Dewa untuk Mengobati Berbagai Penyakit

Menurut dia, kondisi geografis di Intan Jaya umumnya sangat pipih di mana kawasan pemukiman, perkantoran dan jalan seluruhnya diapit oleh pegunungan.

Kondisi tersebut juga berlaku di Sugapa.

"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan.

"Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.

Baca Juga: Covid Hari Ini 25 September 2020: Indonesia Catat 10 Ribu Kematian Covid-19, Epidemiolog Sebut Kita Semua Abai dan Bisa Melonjak 3 Kali Lipat

Dengan kondisi geografis seperti itu, KKB dengan mudahnya berulah dan melarikan diri.

Ditambah dengan minimnya infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya yang menbuat koordinasi antar aparat keamanan sulit dilakukan.

Paulus menyebut selama 2020, KKB sudah cukup sering berulah di Intan Jaya.

"Di 2020 cukup banyak kejadian di Intan Jaya, ada 17 kejadian, mulai dari 14 Januari sampai 23 September 2020," kata dia.

Baca Juga: Sederhana Tapi Mematikan, Sering Pakai Kertas Minyak untuk Bungkus Nasi Rupanya Bisa Sebabkan Mandul Sampai Kanker, Hati-hati!

Dari 17 aksi KKB jumlah korban sebanyak enam orang luka-luka dan 6 orang tewas.

Terdapat juga kerugian materiil akibat ulah KKB di Intan Jaya.

Setidaknya KKB pernah melakukan pembakaran terhadap 2 eskavator dan 1 warung.

(Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Papua Ungkap Kekuatan KKB di Intan Jaya dan Jumlah Senjatanya"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait