Advertorial

Ada Udang di Balik Batu, Kim Jong-un Berlagak Minta Maaf Sudah Tembak Mati Pejabat Korsel, Padahal Ujung-ujungnya Mau 'Ngeles' soal Kebrutalannya Ini

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Banyak yang tak percaya Kim Jong-un mengaku menyesal telah menembak mati pejabat Korea Selatan di perbatasan.

Maklum, sang diktator biasanya begitu arogan untuk mengakui kesalahan-kesalahan, terutama terhadap para musuhnya.

Tapi, untuk kali ini, Kim Jong-un benar-benar melakukan hal yang tak lazim, yaitu meminta maaf dan mengaku menyesal.

Pernyataan tersebut terkait dengan tewasnya seorang pejabat Korea Selatan di perbatasan kedua negara oleh tentara Korea Utara.

Baca Juga: Korea Utara Tembak dan Bakar Pejabat Korea Selatan yang Hendak Membelot, Diduga Perintah Kim Jong-un Ini Jadi Alasannya

Tak hanya ditembak mati, hal lebih kejam juga dilakukan terhadap jasad sang pejabat yang sudah tak bernyawa.

Tubuh korban disirami bensin untuk kemudian dibakar di dalam air dengan tujuan mencegah penyebaran virus covid-19.

Namun, belakangan diketahui, dalam surat permintaanmaafnya, Kim Jong-un justru 'ngeles' tentang aksi brutalnya di perbatasan tersebut.

Lalu, apa alibi yang dikemukanan oleh Kim Jong-un terkait aksi pembakaran jasad korban tersebut? Temukan jawabannya di halaman berikutnya.

Baca Juga: Hendak Membelot, Pejabat Korea Selatan Ini Malah Dihabisi saat Baru Injakan Kaki di Tanah Korea Utara, Tubuhnya Bakan Sampai Dibakar di Dalam Air, Apa Alasannya?

Korea Utara menyatakan penyesalannya pada Jumat (25/9) atas kematian seorang warga Korea Selatan.

Pyongyang mengatakan, pasukannya menembak pria itu sebagai bagian dari tindakan untuk memerangi Covid-19.

Reuters melaporkan, Departemen Front Bersatu Korea Utara, yang bertanggungjawab atas hubungan lintas batas, mengirim surat ke kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Surat tersebut dikirim sehari setelah Seoul menyatakan tentara Korea Utara membunuh seorang warga Korea Selatan sebelum menyiram tubuhnya dengan minyak dan membakarnya.

Surat itu mengutip Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mengatakan, dia "menyesali" insiden penembakan itu.

Sang pemimpin otoriter tersebut juga mengaku menyesal telah mengecewakan publik Korea Selatan dan seharusnya tidak terjadi, menurut penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Moon Suh Hoon.

Baca Juga: Kejamnya Bukan Main, Tentara Korea Utara Tembak Mati Seorang Warga Korea Selatan, Lalu Siram Bensin dan Bakar Jenazahnya, Apa Kesalahannya?

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan berusia 47 tahun menghilang dari kapal patroli dan berakhir di perairan Pyongyang, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengungkapkan pada Kamis (25/9).

Pria itu berada di atas kapal di dekat Pulau Yeonpyeong, perbatasan Barat Korea Selatan dan Korea Utara.

Setelah melakukan analisis intelijen, militer Korea Selatan "mengonfirmasi bahwa Korea Utara menembaki seorang warga Korea Selatan yang mengapung di perairan dan membakar tubuhnya," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan seperti dikutip Reuters.

"Tentara Korea Utara melepaskan lebih dari 10 tembakan ke pria itu, setelah dia tidak mengungkapkan identitasnya dan mencoba melarikan diri, ungkap Suh, mengutip isi surat dari Korea Utara.

Tetapi, surat tersebut menyebutkan, tentara Korea Utara membakar pelampung yang pejabat Korea Selatan gunakan, berdasarkan panduan penanganan virus corona mereka, dan bukan tubuhnya.

"Pasukan Korea Utara tidak dapat menemukan penyusup tak dikenal selama pencarian setelah melepaskan tembakan, dan membakar perangkat tersebut di bawah langkah-langkah pencegahan penyakit darurat nasional," kata Suh mengacu ke surat itu, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: HUT ke-72 Korea Utara, Presiden Jokowi Kirim Sekeranjang Bunga untuk Kim Jong-Un, 'Harapan Terbaik Saya untuk Kesehatan Yang Mulia'

Tidak segera jelas, bagaimana pria itu bisa berada di dalam air. Laporan sebelumnya mengatakan, sepatunya ditemukan di kapal patroli, yang mengarah ke spekulasi dia mungkin mencoba membelot.

Surat dari Korea Utara itu datang ketika Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menghadapi dampak politik yang intens atas insiden tersebut, yang bertepatan dengan dorongan baru untuk kebijakan untuk melibatkan Pyongyang.

Komandan Pasukan AS-Korea Selatan Robert Abrams menyatakan pada awal bulan ini, Korea Utara mengeluarkan perintah tembak-untuk-membunuh untuk mencegah virus corona memasuki negara itu dari China.

Strategi ini pada akhirnya menciptakan "zona penyangga" di perbatasan dengan tentara pasukan khusus yang siap membunuh.

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Lewat surat, Kim Jong Un menyesali insiden tentaranya tembak mati warga Korea Selatan".

Artikel Terkait