Korea Utara Tembak dan Bakar Pejabat Korea Selatan yang Hendak Membelot, Diduga Perintah Kim Jong-un Ini Jadi Alasannya

Khaerunisa

Penulis

Pejabat perikanan Korea Selatan dikatakan telah dikremasi setelah ditembak usai mencoba membelot ke Utara

Intisari-Online.com - Kim Jong-un kembali menunjukkan kekejamannya dengan peristiwa yang baru-baru ini terjadi.

Diduga pasukan Korea Utara telah menembak mati dan membakar seorang pejabat Korea Selatan yang hendak membelot ke Korea Utara awal pekan ini.

Melansir Express.co.uk, Pejabat perikanan Korea Selatan dikatakan telah dikremasi setelah ditembak usai mencoba membelot ke Utara.

Pejabat itu dilaporkan hilang dari kapal patroli perikanan Korea Selatan ketika kapal itu berada sekitar enam mil dari garis kontrol militer yang disengketakan antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Dikenal Sangat Rahasia dan Tertutup, Korea Utara Malah Pamerkan Negaranya Melalui Chanel di Youtube, Tetapi Isinya Sulit Dipercaya

Rekan pejabat yang juga berada di kapal memperhatikan bahwa dia hilang sekitar waktu makan siang.

Mereka menyadari bahwa hanya sepatunya yang tersisa di kapal, kemudian dilakukan pencarian udara dan laut.

Saat ini tidak diketahui secara pasti mengapa pria itu ditembak.

Namun, diduga hal itu berkaitan dengan aturan yang diterapkan Kim Jong-un belakangan ini.

Baca Juga: Bermula Kisruh dengan Malaysia Ternyata Tahun 1963 Indonesia Nyaris Saja di Bom Nuklir Oleh Inggris Untuk Saja Tidak Pernah Terjadi, Begini Kisahnya

Awal bulan ini, komandan militer AS di Korea Selatan memperingatkan bahwa tentara Korea Utara telah diberi "perintah tembak untuk membunuh" demi mencegah COVID-19 memasuki negara itu.

Sebagian besar pembelotan cenderung melibatkan warga Korea Utara yang menuju ke Selatan.

Namun, tahun ini terlihat lonjakan penyeberangan perbatasan yang terkenal.

Sebelumnya, polisi Korea Selatan menangkap seorang pembelot yang diduga berusaha kembali ke Korea Utara.

Baca Juga: Jangan Lagi Bingung, Ini Bedanya Mentega dan Margarin, Pilih yang Mana untuk Bikin Kue?

Para pejabat Korea Selatan mengklaim pembelot itu mencoba masuk ke tempat pelatihan militer di kota perbatasan Cheorwon, Korea Selatan.

Pembelot itu awalnya melarikan diri ke Korea Selatan pada 2018.

Seorang polisi wanita Korea Selatan berkata pada saat itu, bahwa pria tersebut sedang dalam penyelidikan polisi.

"Kami sedang mencari detail seperti mengapa dia mencoba melintasi perbatasan," katanya.

Baca Juga: Kejamnya Bukan Main, Tentara Korea Utara Tembak Mati Seorang Warga Korea Selatan, Lalu Siram Bensin dan Bakar Jenazahnya, Apa Kesalahannya?

Seorang pria yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu kembali ke Korea Utara pada bulan Juli.

Peristiwa itu memicu ketakutan besar akan virus corona setelah dia melintasi perbatasan.

Tetapi Korea Utara masih belum melaporkan kasus COVID-19 di negara tersebut.

Berhasilnya pria itu menyeberang kembali ke Korea Utara menyebabkan pejabat Korea Utara mengunci sebuah kota di perbatasan.

Baca Juga: Lakukan Diet Rendaman Air Bawang Putih Ini untuk Anda yang Ingin Tubuh Bugar, Hanya 10 Hari Akan Nampak Hasilnya Seperti di Tubuh Pria Ini

Pejabat Korea Utara juga mengkarantina ribuan orang karena khawatir pembelot yang kembali itu mungkin telah terinfeksi virus corona.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan hasil tesnya tidak meyakinkan.

Korea Selatan mengidentifikasi pria itu hanya dengan nama belakangnya, Kim.

Kim menghadapi penyelidikan penyerangan seksual di Korea Selatan sebelum dia melintasi perbatasan ke Utara.

Baca Juga: Selamat Dari Gugatan Bos Bandara Changi, TKI Asal Nganjuk Parti Liyani Kini Gugat Jaksa yang Tuntut Dia Bersalah

Pejabat militer Korea Selatan mengatakan dia menghindari sistem kontrol perbatasan dengan merangkak melalui pipa pembuangan dan kemudian berenang melintasi Sungai Han ke Utara.

Dia diyakini telah menggunakan rute serupa saat awalnya membelot ke Selatan pada 2017.

Sementara itu, Korea Selatan mengecam penembakan dan dibakarnya pejabat perikanan yang diduga hendak membelot itu.

Mengutip Kompas.com yang melansir BBC, Pemerintah Negeri Ginseng menyatakan, mereka "mengecam aksi brutal tersebut dan mendesak Utara untuk memberi penjelasan dan menghukum pelakunya".

Baca Juga: Mengira Hanya Temukan Rongsokan Besi Karatan Biasa, Pria Ini Terkejut Bukan Main Ternyata Itu Bukan Benda Sembarangan Bahkan Sudah Dicari Inggris Sejak 70 Tahun Lalu

Dewan Keamanan Nasional Korsel mengatakan, seharusnya negara tetangganya itu tidak bisa membunuh dan membakar begitu saja warga sipil.

"Aksi militer semacam ini jelas merupakan pelanggaran hukum internasional," ujar sekretaris jenderal dewan keamanan nasional, Suh Choo-suk.

Dia menegaskan pemerintah Korsel tidak akan segan-segan melontarkan balasan jika Korut sampai mengancam dan menyakiti warga mereka.

Insiden pada Selasa itu merupakan yang kedua pasukan Korea Utara menembak mati warga sipil Korsel, di mana yang pertama terjadi pada 2008 di Gunung Kumgang.

Baca Juga: Pantas Saja Tak Hanya China, Tetapi Negara Tetangga Indonesia Ini Ternyata Juga Suka Nyelonong Masuk Ke Wilayah Natuna, Ternyata Ada Harta Karun Super Menggiurkan Ini di Natuna

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait