Intisari-Online.com - Diyakini bahwa Amerika Serikat tidak akan melancarkan serangan lebih dulu terhadap Korea Utara, namun juga tak akan tinggal diam jika rudal Kim Jong-un mengancam AS.
Amerika Serikat dan Korea Utara secara historis bermusuhan, terutama karena Perang Korea.
Namun belakangan, hubungan tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh program nuklir Korea Utara.
Korea Utara sendiri mendapatkan sanksi atas aktivitas nuklirnya dari PBB dan Amerika Serikat.
Melansir Task and Purpose (22/9/2020), Menurut sebuah buku baru oleh jurnalis Bob Woodward, mengatakan bahwa kedua negara lebih dekat dengan konflik daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Pada puncak krisis nuklir Korea Utara pada tahun 2017, kepala pertahanan AS saat itu Jim Mattis khawatir bahwa Washington dan Pyongyang akan mengarah ke perang nuklir yang akan 'membakar beberapa juta orang'.
Buku berjudul 'Rage' tersebut mengungkapkan sejumlah kejadian selama tahun itu yang menyoroti kegelisahan yang dirasakan oleh banyak orang di eselon tertinggi pemerintah AS.
Yaitu saat Presiden Donald Trump menanggapi peluncuran rudal berulang kali oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR