Advertorial

Diam-diam Mematikan, Terkesan Diam Sampai Didesak untuk Lakukan Perlawanan, Turki Ternyata Punya Pasukan Bayangan yang Siap Bergerak Jika Diperintah Erdogan

Tatik Ariyani

Penulis

Pemerintah Turki dilaporkan memiliki pasukan bayangan. Pasukan ini terdiri dari tentara bayaran yang dapat melakukan pertempuran rahasia.
Pemerintah Turki dilaporkan memiliki pasukan bayangan. Pasukan ini terdiri dari tentara bayaran yang dapat melakukan pertempuran rahasia.

Intisari-Online.com -Peningkataan perlawanan Turki terhadap negara-negara Eropa tercermin dalam sikap konfrontasi tentaranya yang dapat segera mengakibatkan bentrokan militer di wilayah Mediterania Timur.

Potensi tinggi terjadinya bentrokan karena Perancis dan Yunani bersikeras menolak tindakan ilegal Turki yang bertujuan mengeksploitasi kekayaan minyak dan gas alam di Mediterania Timur, dengan mengorbankan negara-negara lain di kawasan, terutama Yunani.

Bahkan, Militer Turki disebut mendesak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk segera menurunkan instruksi serangan terhadap Yunani yang didukung armada tempur Prancis.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar merilis foto menantang dirinya duduk di dalam jet tempur F-16 di pangkalan udara militer di Eskisehir, Turki barat, selama penerbangan pelatihan di atas semenanjung Gallipoli,yang dimulai sejak 2 September 2020 lalu.

Baca Juga: Tidak Selalu Disertai Gejala Awal Demam, Nyatanya Infeksi Covid-19 yang Terjadi Berbeda-beda, Harus Rajin Memeriksakan Diri

Foto Akar memperkuat argumen yang mengklaim bahwa para pemimpin militer garis keras di Turki adalah orang-orang yang mengarahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan lebih dari yang dia arahkan.

Hal itu didorong karena sekuleris di antara mereka telah disingkirkan, dengan alasan telah dicurigai terlibat dalam percobaan kudeta pada Juli 2016 yang gagal.

Di luar dari desakan tersebut, Pemerintah Turki dilaporkan memiliki pasukan bayangan. Pasukan ini terdiri dari tentara bayaran yang dapat melakukan pertempuran rahasia.

Dilansir dari The Sun, Senin (14/9/2020), pasukan tersebut dapat bergerak sesuai permintaan Turki.

Baca Juga: Walaupun Pemerannya Positif Virus Corona, Industri Film Porno Jepang Rupanya Tetap Berproduksi, Simak Cara Mereka Beradaptasi Dengan Virus Corona

Pasukan bayangan tersebut, dilaporkan The Sun, dibawahi oleh SADAT Defense, sebuah perusahaan yang mengklaim sebagai konsultan militer, pelatihan kepada militer reguler dan keamanan swasta.

Oposisi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan percaya bahwa SADAT juga bertindak sebagai tentara pribadi yang siap berperang sesuai keinginannya.

Pasukan tersebut dibandingkan dengan kelompok paramiliter dari Rusia, Kelompok Wagner, yang dilaporkan melakukan operasi luar negeri untuk Kremlin dan Vladimir Putin.

SADAT sendiri telah lama diselimuti misteri.

Hingga pekan lalu, AS melaporkan bahwa SADAT mengerahkan milisinya dari Suriah ke Libya.

Beberapa media Israel sebelumnya mengklaim organisasi itu terkait dengan organisasi lain termasuk Hamas dan Hezbollah.

Sumber yang sama menyatakan bahwa organisasi tersebut secara aktif melatih elemen ekstremis di Suriah dan lokasi lain di Timur Tengah.

Baca Juga: Mencurigakan! Tiongkok Tiba-tiba Undang Pemimpin Negara Eropa Menjenguk Kondisi Suku Uighur di Xinjiang, Buktikan 'Ketidakbersalahan'?

Dilaporkan The Sun, SADAT dijalankan oleh orang terdekat dan kepercayaan Erdogan, Adnan Tanriverdi.

Dia dijuluki oleh beberapa pihak sebagai orang yang kuat.

Dia adalah pensiunan brigadir jenderal di Angkatan Bersenjata Turki yang kemudian diangkat sebagai kepala penasihat militer oleh Erdogan setelah percobaan kudeta pada 2016.

Lokasi di mana organisasinya dilaporkan aktif termasuk di Somalia dan Qatar, tempat Turki mendirikan pusat pelatihan militer.

Kehadiran SADAT juga telah dilaporkan di pelabuhan Suakin di Sudan, pos terdepan yang memiliki potensi strategis bagi Turki.

Dilansir dari situs resmi SADAT, misi yang mereka emban adalah "membangun hubungan antara negara-negara Islam dalam arti industri pertahanan dan militer”.

Perusahaan menambahkan pihaknya ingin melakukannya "untuk membantu dunia Islam mendapat tempat yang layak di antara kekuatan dunia sebagai kekuatan militer yang mandiri."

Namun, Tanriverdi selalu membantah rumor kelam seputar organisasi militernya.

Baca Juga: Mengagumkan, Jenius Berhasil Berjaya di Ajang Indonesia Content Marketing Awards 2020, Sabet 3 Penghargaan Hebat Ini

Kepada Telegraph, Tanriverdi mengatakan perusahannya tidak pernah mengirim tentara bayaran atau personel lain ke Suriah atau Libya.

"Saya ingin menyoroti lagi bahwa perusahaan bukanlah organisasi tentara bayaran. Itu tidak memiliki hubungan dengan organisasi atau kelompok teroris," kata Tanriverdi.

Terlepas dari tepisannnya, para jenderal di AS yang memantau kawasan tersebut untuk Pentagon jelas tidak yakin atas bantahan Tanriverdi.

Dalam laporan terbaru kepada pemerintah AS, para jenderal tersebut mengatakan Turki mengirim setidaknya 5.000 tentara bayaran dari Suriah ke Libya.

Mereka dikirim untuk membantu milisi sekutu pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli melawan pasukan komandan militer yang berbasis di kawasan timur Libya, Khalifa Haftar.

Komando AS di Afrika ( AFRICOM) menggambarkan tentara bayaran Suriah yang bertempur bersama pemerintah Tripoli "tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, dan termotivasi oleh janji gaji yang cukup besar".

Mereka mengklaim SADAT telah melakukan pengawasan dan pembayaran terhadap orang-orang yang mereka sebut sebagai tentara bayaran.

Laporan itu mengatakan para ekstremis dengan hubungan militan sebelumnya telah terlibat dalam pertempuran di Tripoli, meskipun "ada kemungkinan mereka berperang karena alasan keuangan dan pribadi daripada alasan ideologis."

Militer AS juga semakin khawatir tentang pengaruh Rusia yang semakin tumbuh di Libya, di mana setidaknya 3.000 tentara bayaran Rusia mendukung pasukan Haftar, kata laporan itu.

Laporan itu menambahkan Kelompok Wagner menyediakan penembak jitu terlatih yang mengakibatkan jatuhnya "korban yang signifikan" bagi milisi sekutu Tripoli.

Moskwa membantah tuduhan militer AS dan berkeras bahwa militer Rusia tidak terlibat dalam proses apa pun dan dengan cara apa pun di Libya.

Baca Juga: Palestina Makin Terpuruk dengan Pengkhianatan, UEA dan Bahrain Resmikan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Negara Arab Lainnya pun Diprediksi Bakal Menyusul

Danur Lambang Pristiandaru

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turki Dilaporkan Miliki Pasukan Bayangan, Siap Bergerak Jika Diperintah Erdogan"

Artikel Terkait