Penulis
Intisari-Online.com – Yang kita tahu bahwa gejala awal terinfeksi Covid-19 adalah demam.
Sementara, pada beberapa kasus, gejala demam tidak selalu menyertai pasien positif Covid-19.
Seperti inilah yang mungkin membingungkan kita.
Di Australia, hanya 20 persen kasus baru Covid-19 menunjukkan tanda-tanda demam.
Data itu didapatkan dari data epidemiologi Tim Pengawasan Ruang Insiden Nasional Covid-19, yang mengamati kasus hingga 30 Agustus lalu.
Seorang Jurubicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Victoria mengatakan, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek adalah gejala paling umum dari Covid-19 saat ini.
Namun, ternyata tidak semua pasien menunjukkan gejala demam.
"Demam terjadi pada sekitar 20 persen pasien, orang tua cenderung lebih jarang mengalami demam," ungkap Jurubicara tersebut seperti dilansir ABC.
Namun, ketika menghitung angka kumpulan kasus yang lebih besar yang disajikan dalam laporan, sebanyak 5.866 orang dari 12.636 total kasus atau sekitar 46 persen menunjukkan gejala demam.
Sementara, gejala kedua yang paling sering diamati dalam kumpulan data tersebut setelah batuk. Virolog dari University of Sydney, Tim Newsome menduga, penurunan kasus dengan gejala demam ini mungkin merupakan produk dari pengetahuan yang lebih besar tentang Covid-19.
Sehingga, informasi yang ada lebih mampu memahami gejala yang digambarkan dengan Covid-19.
Selain itu, kemungkinan lainnya adalah tingkat pengujian yang lebih tinggi, dan adanya perubahan demografi siapa saja yang terinfeksi.
"Saya belum melihat bukti kuat bahwa virus bermutasi, dan berbeda dari sebelumnya secara signifikan," kata Newsome.
Demam pada pasien Covid-19 Suhu tubuh normal manusia berkisar 37 derajat celcius.
Jika berada di atas itu, maka seseorang memasuki wilayah demam. Namun, angka suhu tubuh yang semakin tinggi tidak serta merta menunjukkan tingkat keparahan demam.
Seseorang bisa saja mengalami demam 38,5 derajat celcius dan benar-benar tidak sehat, namun orang lainnya dapat memiliki suhu 41 derajat celcius tetapi tidak terlihat sakit.
Demam adalah gejala suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri.
Dalam istilah yang paling dasar, ini adalah respons peradangan tubuh kita terhadap serangan asing, seperti Covid-19.
Untuk anak di bawah dua tahun, demam juga dapat menyebabkan kejang yang kerap membuat orangtua khawatir.
Menurut sebuah makalah terbaru, jika seseorang mengalami demam dengan Covid-19, kemungkinan itu akan menjadi gejala pertama yang terjadi.
Peneliti dari University of Southern California menganalisa lebih dari 55.000 kasus dan menemukan, Covid-19 biasanya ditandai dengan demam terlebih dahulu, diikuti batuk, mual dan/atau muntah, kemudian diare.
Sedangkan jika kamu terserang flu, kemungkinan besar kamu akan batuk lebih dulu, baru kemudian demam.
Meski begitu, tidak ada perbedaan urutan gejala ketika mereka membandingkan kasus Covid-19 ringan dan serius.
Pentingnya memeriksakan diri Jika merasa terlalu rumit menganalisa Covid-19 lewat gejala, pesan utama dari tulisan ini adalah pergilah memeriksakan diri.
Jika kita merasakan gejala demam atau flu, atau pernah berkontak dengan seseorang yang didiagnosa dengan Covid-19, maka periksakanlah diri segera.
Sebab, Covid-19 dengan gejala ringan sekalipun dapat berupa batuk, demam, menggigil, sakit tenggorokan, sesak napas, pilek, dan hilangnya indra penciuman atau perasa.
Newsome menekankan pentingnya disiplin melakukan pemeriksaan Covid-19.
"Di keluarga kecil saya, kami bahkan telah menjalani 13 kali tes dalam sebulan terakhir," ucap dia. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ternyata, Infeksi Covid-19 Tak Selalu Disertai Gejala Awal Demam "
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari