Advertorial
Intisari-online.com -Adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, baru-baru ini memerintahkan perubahan pada kurikulum Taman Kanak-kanan (TK).
Kurikulum tersebut dinamakan sebagai "Pendidikan Kejayan" dan telah diterapkan pada 25 Agustus, sebagaimana dilansir dari Daily NK Jumat (11/9/2020).
"Pendidikan Kejayaan" bertujuan untuk menumbuhkan loyalitas dan kepercayaan terhadap kepemimpinan Korea Utara di mata anak-anak negara tersebut.
Menurut sebuah sumber di Provinsi Hamgyong mengatakan anak-anak TK berusia 5 dan 6 tahun sebelumnya menghabiskan 30 menit sehari untuk mempelajari masa kecil Kim Il Sung dan Kim Jong Il.
Kini mereka menghabiskan 1,5 jam karena adanya “Pendidikan Kejayaan”.
1 jam dihabiskan untuk belajar tentang masa kecil Kim Il Sung dan Kim Jong Il.
Sedangkan 30 menit sisanya dikhususkan untuk belajar musik “revolusioner” dari masa kecil para pemimpin.
"Apa yang diajarkan dalam Pendidikan Kejayaan telah berubah.
"Jumlah waktu yang dihabiskan untuk masa kecil Pemimpin Tertinggi [Kim Jong Un] sekarang dua kali lipat dari yang dihabiskan untuk masa kecil Suryong [Kim Il Sung] dan Jenderal [Kim Jong Il],” kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, kurikulum itu memberi tahu anak-anak TK bahwa ketika Kim Jong Un baru berusia 5 tahun, dia adalah anak yang cerdas yang naik kapal pesiar, melakukan latihan target, dan suka membaca".
Anak-anak TK biasanya berada di kelas selama tiga jam mulai pukul 09.00 hingga 12.00 dan memiliki waktu yang disisihkan untuk pendidikan jasmani, bermain, dan mempelajari alfabet Korea.
Guru TK, bagaimanapun, dilaporkan khawatir tentang bagaimana mereka akan menghabiskan waktu ekstra yang disisihkan untuk “Pendidikan Kejayaan”.
“Anak-anak sudah hampir menjadi siswa sekolah dasar (SD), sehingga orang tua cenderung meminta guru untuk fokus mempelajari alfabet.
Penambahan waktu yang dihabiskan untuk para pemimpin menyisakan lebih sedikit waktu untuk belajar alfabet, sehingga orang tua tidak akan senang, ”kata sumber tersebut.
Sumber itu menambahkan kebanyakan orang miskin berusaha untuk tidak menyekolahkan anak mereka ke TK karena mengirim anak ke sana menambah banyak beban.
Dia menambahkan bahwa pendapat orang tua tentang mengirim anak-anak mereka ke sana tidak akan berubah jika kurikulum baru menambah waktu belajar untuk mempelajari alfabet.
Sesuai dengan kurikulum baru, brosur tentang Pemimpin Tertinggi yang diperlukan untuk kurikulum "Pendidikan Kebesaran" dikirim dari pemerintah pusat ke TK.
Selain itu, ada juga biaya baru untuk "merapikan" ruang kelas untuk kurikulum "Pendidikan Kebesaran" tersebut.
“Akibatnya, banyak orang tua bertanya-tanya pada diri mereka sendiri apakah lebih baik mengajar anak-anak mereka di rumah,” tambahnya.
(Danur Lambang Pristiandaru)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Yo Jong Ubah Kurikulum TK, Namanya “Pendidikan Kejayaan”"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini