Namanya Melesat Jadi Orang Nomor Dua setelah Kim Jong-un di Korut, Kini Kim Yo-jong Harus 'Membayar Mahal' atas Popularitasnya?

Khaerunisa

Editor

Kim Yo Jong, adik bungsu Kim Jong Un.
Kim Yo Jong, adik bungsu Kim Jong Un.

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, adik Kim Jong-un, yang bernama Kim Yo-jong mencuri perhatian publik ketika sang kakak diisukan berada dalam kondisi kesehatan kritis.

Kemunculannya di beberapa kesempatan mewakili Kim Jong-un menjadi sumber spekulasi publik bahwa ia tengah dipersiapkan untuk menggantikan sang kakak.

Meski akhirnya Kim Jong-un membantah rumor tentang kondisi kesehatannya yang buruk melalui kemunculannya di pabrik pupuk, namun Kim Yo-jong tetap tak kehilangan sorotan.

Kini, setelah profilnya melesat pesat, publik kembali digegerkan dengan isu hilangnya wanita yang disebut bisa lebih kejam dari Kim Jong-un.

Baca Juga: Rahasia Lumbung Makanan Kim Jong-un Dibongkar Pembelot, Makan Makanan Mewah Esklusif dari Seluruh Dunia Tetapi Rakyatnya Hidup Menderita Dipaksa Makan Daging Anjing

Mengutip News.com.au (31/8/2020), Kim Yo-jong tidak terlihat di depan umum sejak 27 Juli.

Dia absen dari politbiro, atau rapat kabinet, pada 13 Agustus, menurut NK News .

Gambar yang muncul minggu ini dari Pyongyang menunjukkan Kim Jong-un dengan banyak pejabat tinggi, namun saudara perempuannya justru tidak tampak termasuk di antara mereka.

Pakar Korea Utara Profesor Nam Sung-wook mengatakan kepada Chosun Ilbo bahwa profil Kim Yo Jong yang meningkat sebenarnya bisa menjadi kehancurannya.

Baca Juga: Coba Kunyah Labu Siam Rebus Setiap Hari dan Rasakan Perubahannya pada Tubuh, Tapi Ingat Hanya Direbus Saja, Mau Coba?

"Di masa lalu, siapa pun dirampas dari posisi mereka saat mereka digambarkan sebagai orang nomor dua di Utara," kata Profesor Nam Sung-wook dari Universitas Korea kepada The Chosun Ilbo.

"Harus ada kemiripan check and balances, meskipun Kim Yo-jong adalah anggota keluarga."

Ada kemungkinan, kata Prof Nam, bahwa dia mungkin telah mundur dari pusat perhatian atas kemauannya sendiri untuk tetap menyoroti kakaknya.

Sementara itu, Fyodor Tertitskiy, seorang ahli Korea Utara di Universitas Kookmin Seoul mengatakan bahwa memiliki saudara kandung yang dekat dengan pemimpin telah terjadi sebelumnya tetapi itu tidak berarti mereka akan naik lebih jauh.

Baca Juga: Di Masa Pemerintahannya Timor Leste Lepas dari Indonesia, Ternyata Ini Alasan Cerdas BJ Habibie Biarkan Bekas Provinsi ke-27 RI Itu Merdeka

Meskipun demikian, karena hanya anggota keluarga Kim yang memegang posisi teratas, menurutnya Kim Yo-jong dapat mengisi posisi kakaknya dengan relatif mudah.

Di sisi lain, jika Kim Yo-jong tidak dimaksudkan untuk menggantikan Kim Jong-un, dia tetap perlu berhati-hati.

Pasalnya, seorang pemimpin baru mungkin tidak menyukai Kim Yo-jong, atau kemungkinan saingannya, berkeliaran, kata Tertitskiy kepada BBC.

“Kecuali anggota keluarga Kim lain datang sebagai penanggung jawab, baginya hal-hal akan sangat sederhana,” katanya.

Baca Juga: Pantas Dijuluki 'Wuhan Kedua', Ternyata Ada 2 Mutasi Virus Corona Baru di Kota Surabaya, Diklaim Menyebar 10 Kali Lebih Cepat

“Entah dia mengambil jubah sebagai Pemimpin Tertinggi atau kehilangan semua kekuatan dan kemungkinan juga hidupnya," sambungnya.

Terkait kepemimpinan Korea Utara, Dr Leonid Petrov, seorang dosen Studi Korea di Universitas Nasional Australia, mengatakan kepada news.com.au bahwa jika Kim JOng-un tidak dapat terus memimpin, kemungkinan besar 'petinggi' militer dan pemimpin partai akan turun tangan dibanding beralih ke Kim Yo-jong yang dipandang 'terlalu kejam' bahkan oleh standar Korea Utara.

"Mereka telah hidup dalam ketakutan cukup lama dan tidak akan membutuhkan penguasa lalim dengan aturan baru untuk bertahan hidup," katanya.

Baca Juga: 21 Tahun Negaranya Merdeka, Ini Kisah Pemuda Timor Leste Merantau ke Australia Demi Capai Kemakmuran

Itu mungkin berarti Kim Pyong-il yang lentur atau adik laki-laki Kim yang rendah hati dapat dilantik sebagai pemimpin.

Kim Pyong-il merupakan putra Kim Il-sung, yang mendirikan kediktatoran. Namun, karir sebagai diplomat di Eropa telah membuatnya tidak memiliki pengaruh politik yang jauh di Pyongyang.

Terlepas dari siapa pun pengganti Kim Jong-un, Tertitskiy menyarankan agar tidak terlalu terlihat ingin menjadi pemimpin Korea Utara.

Menurutnya, di jalan itu mengintai pembuangan dan, sangat mungkin, laras senjata.

Baca Juga: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat 'Good Looking', Awalnya Mengamuk Karena Mobilnya Ditabrak, Pria Ini Langsung 'Jinak' Pas Tahu Penabraknya Wanita Cantik Nan Seksi

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait