Advertorial
Intisari-online.com - Sejauh ini China mengaku mereka melakukan patroli di perbatasan dengan cara yang legal dan tertib.
Bahkan mereka justru menuduh India melakukan tindakan provokasi dan menuduhnya melanggar batas.
Namun dalam bukti terbaru ini, dikatakan China tak bisa berkilah lagi, karena seorang Reporter India berhasil mengungkap gerak-gerik tentara China.
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (8/9/20) Seorang Reporter Indiana Today TV, menangkap gambar langka dari pasukan China.
Mereka melihat tentara Tiongkok yang membawa senjata, mencoba menembus dan merebut kembali pos militer India, di LAC.
Menurut Kementerian Pertahanan India, tentara Tiongkok di LAC mencoba mendekati dan menyusup ke pos militer India tetapi berhasil dihentikan.
Peristiwa itu terjadi pada malam 7 September waktu setempat.
Akibatnya insiden itu semakin menambah ketegangan antara China dan India di perbatasan, bahkan dianggap bisa memicu bentrokan.
Selain itu, seorang reporter India Today menunjukkan bahwa sekitar 30 tentara Tiongkok bersenjatakan tombak, pisau, dan senjata bersiap merebut kembali pos terdepan yang didirikan tentara India.
India Today, mengutip sumber dari pemerintah India, mengatakan bahwa tindakan tentara Tiongkok dengan cepat terdeteksi dan dihentikan.
Tentara China-India kemudian saling menembak untuk memperingatkan musuh.Tidakdijelaskan pihak mana yang melepaskan tembakan lebih dulu.
Fakta bahwa tentara Tiongkok membawa senjata seperti tombak menunjukkan bahwa mereka siap melakukan pertempuran jarak dekat dengan tentara India di postersebut.
"Militer China sedang mencari cara untuk merebut kembali titik-titik tinggi strategis di mana pasukan India ditempatkan di Ladakh," sumber itu, tanpa menyebut nama, mengatakan kepada India Today.
Menurut pengumuman tentara India, kelompok tentara Tiongkok menembakkan 10-15 peluru ke udara untuk mengintimidasi dan memprovokasi.
Dalam bentrokan berdarah yang terjadi pada malam tanggal 15 Juni di Ladakh.
Tentara Tiongkok juga dituduh menyerang prajurit India dengan senjata tajam, gagang panjang, batang kawat, paku dan dilempari batu.
Dua puluh prajurit India tewas dalam kecelakaan itu.Korban militer China tidak diungkapkan.
Militer India semakin protektif dan secara moral bersiap untuk menghadapi yang terburuk setelah penembakan.
Pos militer tentara India di Ladakh dianggap menguntungkan, memungkinkan mereka untuk mengamati pergerakan musuh.
Setelah penembakan 7 Juli, China menyatakan kemarahan dan mendesak India untuk "menghentikan tindakan berbahaya di LAC".
"Tindakan militer India adalah provokasi yang serius.Pelanggaran konsensus yang dicapai dalam komitmen sebelumnya oleh China dan India,"kata Zhang Shuili, juru bicara Zona Perang China Barat.
"Kami mendesak India untuk menghentikan semua provokasi, menyelidiki tentara yang melepaskan tembakan, memicu ketegangan di LAC," imbuhnya.