“Benar itu Luhut..!” kata Benny terus terang kepada Luhut.
Benny Moerdani menjelaskan bahwa Presiden Soeharto marah kepadanya, ketika dengan cara halus mencoba mengingatkan bisnis yang dijalankan oleh putra-putrinya yang sudah kelewat batas.
“Pak Harto lalu tiba-tiba meletakkan stik biliar dan masuk kamar. Sejak itu, Benny Moerdani tidak pernah dekat dengan Presidennya,” kata Luhut.
Meski begitu, Luhut juga mengingat ucapan Benny saat itu soal loyalitas terhadap Soeharto yang tak pernah berubah.
“Tetapi asal kamu tahu ya Luhut. Apapun sikap beliau, saya tidak pernah kehilangan kesetiaan saya kepadanya…!” ucap Benny kepada Luhut.
Pasca lengser dari kepemimpinannya, Soeharto tetap menjadi sosok yang terus disorot.
Diberitakan Tribun Jatim, 32 tahun memimpin Indonesia, Soeharto bukanlah sosok yang dibilang biasa saja.
Ada sisi lain Soeharto yang menarik untuk dikulik kembali dan layak diperbincangkan.
Dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories", Hajah Noek Bresinah Soehardjo menceritakan hari-hari akhir Soeharto menjelang wafatnya.
Salah satunya saat Soeharto yang sempat mengalami mimpi aneh ketika sedang dirawat di rumah sakit.
Kala itu Sohearto bermimpi dirinya menonton gamelan namun ada yang aneh, karena suasana acaranya gelap, dan penyanyinya berdarah Sunda Semua.
Selang dua tahun dari mimpi itu, Soeharto kemudian meninggal dunia.
Tepatnya pada 27 Januari 2008. (*)
Artikel ini sudah pernah tayang di Pop.grid.od dengan judul asli "Berani Tegur Presiden Soeharto tentang Bisnis Keluarga Cendana hingga Jabatannya sebagai Panglima ABRI Dicabut, Benny Moerdani: Apapun Sikap Beliau, Saya Tidak Pernah Kehilangan Kesetiaan Padanya!"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR