Advertorial

HUT RI ke-75: Dijahit Khusus oleh Fatmawati, Ternyata Sudah Lama Bendera Pusaka Merah Putih Tidak Lagi Dikibarkan, Mengapa?

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Hari ini, Senin (17/8/2020), merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesiake-75 Tahun.

Diketahui bersama, Bendera Merah Putih selalu berkibar di setiap perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di seluruh Indonesia.

Khususnya di Istana Merdeka, Jakarta karena dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia.

Namun, bendera yang digunakan bukanlah Bendera Pusaka yang pertama kali digunakan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945 silam, melainkan duplikatnya.

Baca Juga: Mirisnya NasibJanda Ini, Diperkosa Banyak Pria di Depan Anak, Hamil, hingga Idap Gangguan Jiwa, Walau Begitu Dia Enggan Berpisah dengan Bayinya

Dilansir Harian Kompas, 12 Agustus 1968, Bendera Pusaka Merah Putih tak lagi dikibarkan dan disimpan di museumsejak 1968.

Meski demikian, bendera bersejarah tersebut selalu diperlihatkan untuk umum saat upacara dan diserahkan oleh presiden kepada barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang juga menerima bendera baru.

Setelah bendera baru dikibarkan, Bendera Pusaka akan diserahkan kembali kepada presiden, selaku pemimpin upacara.

Baca Juga: Diklaim Tak Tertandingi di Timur Tengah, Ini Deretan Rudal Mematikan yang Dipunyai Iran, Ada yang Bisa Jangkau Jarakhingga 2.000 Km

Wacana untuk 'memensiunkan' Bendera Pusaka sebenarnya sudah bergulir setahun sebelumnya, tahun 1967.

Kala itu, Menteri Luar Negeri Adam Malik menilai Bendera Pusaka tak perlu selalu dikibarkan di setiap peringatan Hari Kemerdekaan.

"Seakan-akan kalau Bendera Pusaka itu tidak dikibarkan, peringatan 17 Agustus itu tidak sah."

"Ini hanya menimbulkan mistik," kata Adam Malik dikutip dari Harian Kompas, 15 Agustus 1967.

Menurut dia, bendera itu sebaiknya disimpan di museum, sehingga nilai sejarahnya lebih terasa.

Sebab, langkah serupa juga telah lama dilakukan oleh negara lain, seperti Amerika Serikat dan Rusia.

Sama seperti Adam, Dirjen Olahraga Moetahar juga beranggapan Bendera Pusaka dimasukkan ke dalam museum dan diganti dengan duplikatnya.

"Diusahakan Bendera Merah Putih yang ukurannya sama dengan Bendera Pusaka," jelas dia.

Pembuatan Bendera Pusaka

Bendera Pusaka Merah Putih dijahit oleh istri Presiden Pertama RI Soekarno, Fatmawati.

Bendera tersebut dijahit saat Fatmawati berusia 21 tahun dan menjelang kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Baca Juga: Jago Bertempur dan Bawa Senjata Lengkap, Ratusan Prajurit Terbaik Milik TNI AD Tiba di Palu, Ada yang Terjadi?

Tak jarang, Fatmawati menitihkan air mata kala menjahit bendera tersebut.

"Berulangkali saya menumpahkan air mata di atas bendera yang sedang saya jahit itu," kata Fatmawati dalam buku "Berkibarlah Benderaku, Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka" (2003) karya Bondan Winarno.

"Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri menjahit bendera Merah Putih."

"Saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja."

"Sebab dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit," sambungnya.

Ketika Belanda menduduki Yogyakarta pada 1948, Bendera Pusaka Merah Putih terpaksa dibelah menjadi dua oleh Mutahar yang ditugaskan Soekarno untuk menyelamatkannya.

Baru setelah keadaan aman, bendera itu dijahit kembali seperti semula, seperti dikutip dari Harian Kompas, 16 Agustus 1975.

(Ahmad Naufal Dzulfaroh)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Sejak Kapan Bendera Pusaka Merah Putih Tak Lagi Dikibarkan?")

Baca Juga: Covid Hari Ini 16 Agustus 2020: Ada Tambahan 2.081 Kasus Baru dan 1.782 Pasien Sembuh dalam 24 Jam Terakhir, Tersisa 46.000 Pasien yang Tengah Dirawat

Artikel Terkait