Advertorial
Intisari-Online.com - Sudah bertahun-tahun lamanya Iran dan Amerika Serikat (AS) bermusuhan.
Dan hubungan keduanya semakin memanas ketika salah satu jenderal top Iran tewas akibat serangan udara AS.
Hingga kini, Iran dan AS masih saling melepar hujatan.
Seperti kali ini.
Iran memuji hasil pemungutan suara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menolak proposal AS untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.
Iran mengejek AS dan menyatakan bahwa AS tidak pernah terisolasi sedemikian rupa hingga hasil pemungutan suara itu.
Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan pada Jumat (14/8/2020), AS hanya mendapat dukungan dari Republik Dominika.
Sebelas anggota dari 15 anggota badan, termasuk Perancis, Jerman dan Inggris, abstain sebagaimana dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (15/8/2020).
"Sejak 75 tahun berdirinya PBB, AS tidak pernah begitu terisolasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi di Twitter.
Mousavi menambahkan terlepas dari kedigdayaannya, AS hanya mampu menggerakkan satu negara kecil untuk mendukung proposal yang diajukan itu.
Dia juga mengatakan upaya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk menggalang dukungan bagi resolusi AS gagal total.
Embargo penjualan senjata konvensional terhadap Iran sedianya akan berakhir pada 18 Oktober di bawah ketentuan resolusi yang menaungi kesepakatan nuklir Iran.
Menanggapi hasil pemungutan suara tersebut, Perwakilan Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi menunjukkan bahwa Dewan Keamanan PBB menolak segala bentuk doktrin untuk kepentingan suatu negara.
“AS harus belajar dari musibah yang menimpanya."
"Upaya perpanjangan sanksi adalah ilegal, dan ditolak oleh komunitas internasional,” tambah Majid.
Assed Baig dari Al Jazeeramelaporkan dari Teheran bahwa Iran menganggap hasil pemungutan suara itu sebagai kemenangan diplomatik atas AS.
Baig menambahkan bahwa Teheran akan bereaksi keras jika embargo senjata diperpanjang.
"Presiden Iran Hassan Rouhani telah menjanjikan tanggapan yang destruktif jika embargo senjata diperpanjang."
"Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengatakan pendekatan AS tidak masuk akal dan tidak dapat diprediksi," kata Baig.
Menjelang pemungutan suara, Iran memperingatkan AS setelah mengedarkan resolusi yang akan memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran tanpa batasan waktu.
Rouhani mengatakan bahkan akan ada "konsekuensi" jika Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi AS tersebut.
"Kami memiliki harapan besar bahwa AS akan gagal, dan menyadari kegagalannya dan melihat keterasingannya," kata Rouhani dalam pertemuan kabinetnya yang disiarkan televisi pada Rabu (12/8/2020).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Hal itu semakin meningkatkan ketegangan antara kedua rival lama tersebut.
(Danur Lambang Pristiandaru)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Usulan Perpanjangan Embargo Senjata Gagal, Iran Ejek AS Terisolasi")