Sebagai gantinya, Israel akan "fokus kepada perluasan hubungan baik dengan negara di dunia Arab maupun negara-negara Muslim".
Menteri Hubungan Luar Negeri Anwar Gargash dikutip AFP menyatakan, ini merupakan langkah brilian untuk menjembatani solusi dua negara guna meredakan konflik Israel-Palestina.
"Kebanyakan negara akan melihat langkah ini guna mengamankan solusi dua negara, di mana negosiasi bakal lebih tersedia," ujar Gargash.
Sumber internal Gedung Putih kepada Reuters mengungkapkan, kesepakatan bernama Perjanjian Abraham itu adalah yang pertama sejak perjanjian Israel dan Jordania pada 1994.
Selain itu, perjanjian ini bakal memberikan suntikan keuntungan besar bagi Trump jelang Pilpres AS yang bakal digelar November mendatang.
Berbicara kepada awak media, presiden berusia 74 tahun itu kemudian menyiratkan bakal ada perjanjian damai lain antara Tel Aviv dengan negara Arab lainnya.
"Sesuatu telah terjadi, yang tentunya saya tidak bisa menyebutkannya," kata Trump seraya Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyatakan, kesepakatan itu adalah langkah penting perdamaian Timur Tengah.
Lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang, delegasi Israel dan UEA bakal bertemu untuk menandatangani beberapa dokumen penting.
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR