Advertorial
Murka Karena Menteri Kesehatan AS Berani Kunjungi Taiwan, China Kirimkan 'Kado' Khusus Berupa Jet Tempur Saat Kunjungan Tersebut: 'Ini Sebuah Kejutan'
Intisari-online.com -Kunjungan Menteri Kesehatan (Menkes) Amerika Serikat (AS) Alex Azar ke Taiwan telah benar-benar membuat pemerintah China murka.
Tidak tanggung-tanggung, China langsung saja kirim jet tempur ke Taiwan saat kunjungan Alex Azar.
Mengutip Reuters, Angkatan Udara (AU) China kirimkan jet tempur yang menyeberangi Selat Taiwan Senin kemarin.
Segera jet tempur tersebut dilacak oleh rudal Taiwan, dan jet tempur tersebut segera kembali lagi ke pangkalannya.
Kunjungan Alex Azar ke Pulau Taiwan adalah untuk menawarkan dukungan Presiden Donald Trump.
Kedatangan Azar ke Taiwan Minggu (9/8/2020) dianggap China sebagai tindakan semena-mena AS yang tidak menghargai usaha China untuk membuat Taiwan menjadi salah satu Provinsi China lagi.
Selama ini China mengklaim Taiwan adalah salah satu provinsi mereka dan tidak memiliki kedaulatan seperti sebuah negara.
Dengan AS kemudian kunjungi Taiwan setelah kondisi AS dan China terus-terusan memburuk belakangan ini, China semakin berang karena menganggap AS tidak menghargai kedaulatan mereka.
China terang-terangan sebutkan akan melakukan pembalasan atas kunjungan tersebut meskipun tidak sebutkan pembalasan seperti apa yang mereka maksud.
Hingga akhirnya kemarin Senin China terbangkan jet tempur F-11 dan J-10 ke Selat Taiwan di sisi yang sensitif dan sempit.
Selat Taiwan adalah satu-satunya perairan yang memisahkan Taiwan dari China.
China benar-benar tepat waktu mengirimkan hadiah kunjungan tersebut, yaitu sekitar jam 9 pagi waktu setempat setelah Azar bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Jet tempur tersebut kemudian dilacak oleh rudal anti-pesawat Taiwan dan berhasil diusir oleh jet tempur Taiwan.
Sampai saat ini menteri pertahanan China tidak segera memberikan komentar terkait apapun.
Tanggapan Taiwan
Seorang pejabat senior Taiwan yang sudah familier dengan rencana keamanan pemerintah mengatakan bahwa China jelas-jelas menargetkan kunjungan Azar dengan risiko sangat tinggi.
Risiko sangat tinggi muncul melihat jet tempur China berada dalam jangkauan serangan rudal Taiwan.
Serangan ini merupakan serangan ketiga kalinya dari China sejak tahun 2016.
Ketiga serangan memiliki persamaan berupa jet tempur China telah menyeberangi garis tengah Selat Taiwan, sehingga sudah masuk ke wilayah kedaulatan Taiwan.
Sebelumnya administrasi Trump telah mendukung total demokrasi pulau tersebut sebagai prioritas utama.
Dukungan itu muncul di tengah kondisi Washington dan Beijing yang memburuk, dan telah membuat kedua negara siaga untuk bertempur.
"Merupakan kehormatan besar untuk berada di sini menyampaikan pesan dukungan kuat dan persahabatan dari Presiden Trump kepada Taiwan," ujar Azar kepada Tsai di Kantor Kepresidenan, berdiri di antara dua bendera Taiwan.
Kunjungan Azar ke Taiwan juga merupakan kunjungan pertama setelah 40 tahun.
Sebelumnya pada tahun 1979, Washington memutuskan hubungan dengan Taipei untuk mendukung Beijing
'Langkah Besar'
Azar mengunjungi Taiwan untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan kesehatan publik dengan Taiwan.
Mereka juga mendukung peran internasional Taiwan dalam melawan Covid-19.
Baca Juga: Qualcomm Minta AS Agar Izinkan Jual Chip Bagi Perangkat Huawei
"Respon Taiwan terhadap Covid-19 adalah salah satu yang paling sukses di dunia, dan itu adalah penghargaan atas politik Taiwan yang transparan dan demokratis," ujar Azar kepada Tsai.
Langkah awal dan efektif Taiwan untuk memerangi Covid-19 telah membuat jumlah kasusnya jauh lebih rendah daripada China.
Sejauh ini hanya ada 480 infeksi dan 7 kematian, sebagian besar kasusnya adalah kasus 'impor'.
AS, yang memegang rekor jumlah kasus terbanyak di dunia, sering kali bersitegang dengan China, menuduh Beijing tidak transparan.
Baca Juga: Tuduh China Curi Data, Ternyata AS Sendiri Melacak Data Pengguna 500 Aplikasi Smartphone
Tsai Ing-Wen merespon kedatangan Azar dengan sebutkan kunjungannya adalah "langkah besar dalam kolaborasi anti-pandemi antara negara kita", sembari sebutkan mereka akan bekerjasama dalam penemuan vaksin dan obat serta produksi keduanya.
Taiwan senang AS mendukung mereka untuk datang dalam World Health Assembly, yang diadakan oleh WHO.
Perlu diketahui, Taiwan bukan anggota WHO karena keberatan yang diajukan oleh China, karena China menganggap Taiwan adalah salah satu provinsi China.
"Aku ingin menyebutkan jika pertimbangan politik seharusnya tidak dipakai untuk urusan kesehatan. Keputusan menolak terlibatnya Taiwan dalam berpartisipasi dalam WHA adalah pelanggaran hak kesehatan universal," ujar Tsai.
Azar kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa menurut arahan Trump, ia dan Menlu AS Mike Pompeo telah berusaha untuk perbaiki status Taiwan sebagai pengamat di WHA.
"Namun Partai Komunis China dan WHO mencegah itu. Ini yang membuat administrasi Trump sangat berang kepada WHO dan ketidakmampuan WHO untuk membangun kembali nilai-nilai luhur mereka."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini