Menteri luar negeri China katakan Rabu kemarin jika "perubahan unilateral apapun terhadap status quo wilayah Kashmir adalah ilegal dan invalid."
Juni lalu ketegangan atas perebutan batas wilayah ini pecah menjadi serangan dan baku hantam antara tentara India dan China.
Baku hantam tersebut terjadi di Lembah Galwan, Ladakh, yang sebabkan 20 tentara India meninggal.
Sementara itu prajurit India dan Pakistan terbunuh di pertempuran kecil di Jammu dan Kashmir.
"Ketegangan China dengan India terkait wilayah perbatasan telah memperkuat tekad Pakistan.
Namun China tidak hadir hanya untuk membunyikan genderang perang," ujar James Dorsey, rekan senior di S. Rajaratnam School jurusan Hubungan Internasional, Singapura.
"Itu layaknya pedang dua sisi bagi China. China memiliki investasi berharga di Pakistan, dan kepentingan dalam ketenangan negara Pakistan."
Sementara itu, profesor studi Asia Selatan di Fudan University, Shanghai, Do Youkang, mengatakan posisi China adalah membiarkan Pakistan dan India bernegosiasi perbedaan mereka sendiri, sementara meningkatkan kekhawatiran mereka di forum internasional seperti PBB.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR