Advertorial
Intisari-online.com -Belum Kering Luka Akibat Ledakan di Beirut, Lebanon Dihantam Masalah Baru, Krisis Ekonomi dan Gejolak Politik Hebat Terjadi Sehari Setelah Ledakan, Tapi Tak Sedikitpun Disorot Dunia.
Saat ini Beirut, Lebanon menjadi sorotan dunia akibat bencana hebat yang melanda negeri itu.
Pada Selasa (4/8/20), sebuah ledakan dasyat terjadi di Beirut Lebanon, disebabkan oleh amonium nitrat.
Meski negeri tersebut berduka pasca dihantam tragedi hebat, ternyata ada gejolak dalam negeri yang sedikit diketahui oleh dunia.
Melansir 24h.com.vn, pada Jumat (7/8/2020), pasukan keamanan Lebanon pada Jumat (7/8), menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa pasca terjadinya ledakan.
Puluhan warga Lebanon melakukan aksi unjuk rasa, yang marah atas ketidakmampuan pemerintah negara itu.
Setelah ledakan dasyat terjadi di Beirut menewakan lebih dari 150 orang dan membuat 5.000 lainnya terluka.
Gesekan antara warga dan petugas keamanan Lebanon itu terjadi di antara gedung bobrok yang dihantam ledakan amonium nitrat Selasa (4/8).
Menurut kantor berita Negara Lebanon (NNA) pengunjuk rasa membakar gudang dan melemparkan batu ke petugas.
Kemudian polisi merespon dengan melemparkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan masa, dan menyebabkan beberapa warga terluka.'
Ledakan pada (4/8) menyebabkan 150 orang tewas, dan 5.000 orang terluka.
Hal itu juga menghancurkan banyak pekerjaan di Beirut Lebanon.
Ledakan itu terjadi karena pejabat Lebanon yang ceroboh dan mengakibatkan kebakaran dalam fasilitas penyimpanan amonium nitrat sebanyak 2.750 ton di pelabuhan Beirut sejak 2014.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, tentang bagaimana persediaan zat yang mudah terbakar itu tersimpan di sana.
Dan mengapa hal berbahaya itu bisa dibiarkan terlalu lama berada di sana.
Sementara itu, ledakan itu terjadi tepat saat Lebanon mengalami krisis ekonomi terhebat akibat perang saudara di negara itu sejak 1975 hingga 1990.
Ledakan itupun menjadi pemantik kemarahan rakyatnya terhadap pemerintah yangs sudah berlangsung sejak Mei.
Sepuluh tahun lalu, rakyatnya menuntut penghapusan kelas politik negara yang dituduh tidak kompeten dan korup.
Pada saat yang sama, bentrokan terjadi pada malam Jumat, tepat saat duta besar Lebanon di Yordania mengundurkan diri.
Duta besar Lebanon di Yordania mengumumkan dirinya untuk mengundurkan diri, dengan sikap tidak perlunya bertanggung jawab atas negara itu.
Sama dengan rakyatnya dia mengisyaratkan negerinya perlu mengubah barisan pemerintahan.
Menurut keterangan, duta besar Lebanon ini merupakan orang berpangkat tinggi kedua yang mengundurkan diri sejak 4 April tahun ini.
Kemudian, dia mengumumkan pengunduran dirinya tepat sehari pasca ledakan pada 5 Agustus 2020.
Hal ini menujukan ketidakstabilan politik dan guncangan melanda negeri dengan luka yang belum kering pasca dihantam bencana besar.