Advertorial
Intisari-Online.com –Pengusaha kosmetik dah ahli tata rias asal Malaysia, Datuk Abdul Al Halim Mohd Al Fadzil, memberi hadiah ibunya, Norsham Ahmad, sebuah mobil mewah.
Mobil Mercedez-Benz itu diberikan oleh pria yang akrab disapa Alha Alfa dalam rangka hari ulang tahun sang ibu yang ke-60.
Bisa mencapai titik mandiri dan sukses, rupanya Alha melewati banyak masa pahit dalam hidupnya.
Dikutip darimStarpada Rabu (1/5/2019), Alha (31) membagikan kabar menghadiahi ibunya mobil untuk menginspirasi orang lain dan juga sebagai pengingat bagi dirinya untuk melayani orangtuanya.
Sebelum mencapai level ini, Alha membagikan kisahnya bahwa ia bukan berasal dari keluarga berada.
Ayahnya, Mohd Al Fadzil adalah seorang tukang kebun dengan penghasilan 500 ringgit (Rp 1,7 juta) per bulan.
Menjadi keluarga tak berada, membuat Alha dan keluarganya sering dihina dan dituduh jika ada orang yang kehilangan barang.
“Bayangkan, ayah saya hanya bekerja sebagai tukang kebun dengan penghasilan 500 rinngit dan diperlukan untuk menghidupi empat anaknya."
"Saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana ayah mampu melakukannya."
“Dipandang hina itu sudah biasa."
"Malah kalau pergi ke rumah orang da nada sesuatu yang hilang, keluarga kami yang dituduh mencuri."
“Ketika ingat masa itu memang sedih, tapi situasi itulah yang membuat saya bertekad untuk berhasil dalam hidup untuk membantu keluarga dan tidak ada lagi yang menghina dan menuduh kami sebagai pencuri!” ujarnya.
Baca Juga: Operasi Lebih dari 3.000 Pasien yang Terinfeksi HIV, Dokter ini pun Akhirnya Juga Terinfeksi HIV
Alha juga mengisahkan ketika ia berhasil diterima di perguruan tinggi, ibunya rela menggadaikan gelangpernikahannya untuk menutupi kekurangan biaya masuk universitas.
Alha diterima di Universiti Teknologi Mara (UiTM) pada 2007, untuk memenuhi biaya, sang ibu menggadaikan gelangnya dan mendapat sekitar 500 ringgit.
“Aku membonceng ibu naik motor pergi ke toko emas, ketika itu Allah saja yang tahu perasaan saya.
"Ingin tak melihat ibu tak menggadai gelang kesayangannya, tapi terpaksa."
“Sampai sekarang saya merasa tersiksa karena itu satu-satunya hadiah dari ayah ke ibu pada pernikahan mereka."
"Tapi di sisi lain, itu juga harta terakhir bagi putranya untuk terus belajar,” ungkpanya.
Ia mengatakan ingin menebus gelang itu, tapi toko itu telah tutup.
Ia juga tak bisa membandingkan mobil pemberiannya dengan pengorbanan orang tuanya.
Alha mengatakan ayahnya tak pernah mengeluh. Alha tahu ayahnya banyak berkorban dan mengalami kesulitan dan kesedihan, tapi sang ayah tak pernah menunjukkannya.
“Dulu setiap Hari Raya, hal yang saya ingat ayah pakai baju Melayu yang sama dua-tiga tahun, kalau ditanya kenapa tidak beli lagi, beliau bilang bajunya masih bagus.
“Tapi saya pernah dengan percakapannya dengan ibu, beliau tidak beli karena tak punya cukup uang dan ingin anak-anaknya pakai baju baru di Hari Raya.
“Sejak itu saya berazam akan memastikan ayah pakai baju baru tiap Hari Raya,” tutunya mengenang.
Sementara itu ia berharap ini akan menginspirasi para pengusaha baru dan orang-orang untuk selalu berbakti pada orang tua.
“Pikirkan mereka (orangtua) dulu baru diri sendiri, kalau ada sesuatu yang sulit, minta pendapat mereka.”
“Semangatnya orang tua sebenarnya adalah energy yang diberikan Tuhan pada kita."
"Ingat istri, suami, teman, pacar, atau tunangan bisa meninggalkan kita, tapi orang tua akan tetap di samping, bahkan ketika kita terkadang melupakan mereka,” pungkasnya.
Nieko Octavi Septiana