Advertorial
Intisari-Online.com - Kentang memiliki tempat khusus dalam budaya Irlandia.
Bukan tanpa alasan, hal itu lantaran selama berabad-abad penduduk Pulau Emerald bergantung pada umbi ini sebagai makanan pokok.
Dilansir dari Daily Sabah, kelaparan tujuh tahun di abad ke-19, yang dikenal sebagai Kelaparan Hebat atau Kelaparan Kentang, menewaskan lebih dari satu juta orang di Irlandia.
Kelaparan di Irlandia dipicu oleh penyakit kentang atau penyakit busuk daun.
Yakni penyakit yang disebabkan oleh organisme mirip jamur yang menyebabkan kentang jadi hitam dan membusuk.
Bencana tunggal terbesar yang pernah diderita Irlandia itu memaksa lebih dari satu juta warganya untuk bermigrasi ke AS.
Tetapi mereka yang terlalu miskin ditakdirkan untuk mati karena kelaparan atau penyakit yang menimpa mereka yang lemah dan kurang gizi.
Bantuan dari sultan Ottoman
Ribuan mil jauhnya, di ibukota Ottoman Istanbul, Sultan Abdulmejid I disadarkan akan penderitaan manusia yang luar biasa ini ketika dokter giginya, yang datang dari Irlandia, memberitahunya tentang situasi yang menyedihkan itu.
Sultan dengan cepat menawarkan 10.000 pound Inggris (pada waktu itu), untuk membantu rakyat Irlandia yang kelaparan.
Namun, Ratu Victoria telah membantu Irlandia dengan 2.000 poundsterling Inggris, dan penasihatnya di London menolak untuk menerima tawaran apa pun yang melebihi bantuan sang ratu.
Namun, sultan memiliki keinginan yang kuat untuk memberikan bantuan lebih banyak dengan alasan kemanusiaan.
Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), Levent Murat Burhan, duta besar Turki di Dublin, mengatakan operasi bantuan bersejarah ini dilakukan secara diam-diam.
Hal itu lantaran angkatan laut Inggris tidak akan membiarkan kapal asing berlabuh di pelabuhan baik di ibukota Dublin atau Cork.
"Jadi kapal-kapal Ottoman harus melakukan perjalanan lebih jauh ke utara dan mengirimkan bantuan ke pelabuhan Drogheda," kata Burhan.
Bantuan itu dikirim ke dermaga Drogheda di pantai Sungai Boyne, dan terutama di tempat itulah kedermawanan Kekaisaran Ottoman masih diingat oleh penduduk setempat, 173 tahun kemudian.
Sekarang, pengunjung museum Dublin dapat menemukan peringatan dan informasi tentang bantuan tak terlupakan dari Turki Utsmani ini, tetapi sebuah plakat di dinding bangunan Drogheda pusat, diresmikan pada 1995 oleh Walikota Alderman Godfrey dan Duta Besar Turki untuk Irlandia Taner Baytok, berbunyi:
"The Great Irish Famine tahun 1847 - Untuk mengenang dan mengakui kemurahan hati Rakyat Turki terhadap Rakyat Irlandia."
'Bagus, manusiawi, murah hati'
Sebuah artikel berjudul, "Seorang Sultan yang Baik Hati," yang ditulis dalam jurnal agama, memuji kemurahan hati Abdulmejid.
"Untuk pertama kalinya seorang penguasa (Muslim), mewakili populasi Islam yang beraneka ragam, memanifestasikan secara spontan simpati hangat dengan negara Kristen," katanya.
"Semoga simpati seperti itu, dalam semua amal kebajikan dari kemanusiaan yang sama, dipupuk dan sejak saat itu akan dipertahankan antara para pengikut bulan sabit dan salib!"
Jurnal nasionalis Irlandia juga merayakan pendekatan filantropi sultan terhadap kelaparan Irlandia, menyebut Abdulmejid sebagai "pria yang baik, manusiawi, dan dermawan."
"Seorang yang percaya pada (Islam), dia bertindak dalam semangat sejati pengikut Kristus, dan memberi contoh yang banyak ditiru oleh banyak orang Kristen."
Putra Irlandia James Joyce, novelis legendaris, bahkan menyebut bantuan Abdulmejid dalam karya besarnya, Ulysses.
Hubungan baik
Duta Besar Burhan telah mengunjungi Drogheda beberapa kali, setiap kali mendapat sambutan hangat dari politisi setempat.
Memang, rasa hormat dan cinta untuk Turki masih ada.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari