Advertorial

Kecuali Rela Keluarga Tercinta Jadi 'Tumbal', Rakyat Korea Utara Makin Sulit Membelot, Keluarganya Bisa dapat Hukuman Kejam dari Kim Jong-Un

May N

Editor

Kecuali Rela Keluarga Tercinta Jadi 'Tumbal', Rakyat Korea Utara Makin Sulit Membelot, Keluarganya Bisa dapat Hukuman Kejam dari Kim Jong-Un

Intisari-online.com -Kim Jong-Un telah terapkan undang-undang (UU) baru yang memaksa semua warga Korea Utara yang tinggal atau sering bepergian ke perbatasan China untuk berikrar mereka tidak akan membelot.

Legislatif yang baru adalah bagian dari rencana gila diktator dalam pengasingan dari dinasti Kim.

25 juta warganya sudah perlu izin khusus untuk bepergian di dalam negeri.

Namun sekarang, siapapun yang ingin mengunjungi area dekat dengan perbatasan dengan China harus hadapi catatan merah dan benar-benar dibatasi.

Baca Juga: Kaitkan Masturbasi dan Keperawanan dengan Kecerdasan dan Kesuksesan, Sekolah Ini Disebut Menjijikan dan Terbelakang, Ini Isi Pengumumannya

Bepergian ke area itu hanya boleh untuk urusan bisnis, pernikahan dan pemakaman.

Seorang penduduk di provinsi Hamgyong Utara mengatakan kepada Radio Free Asia: "Sejak awal bulan ini, penduduk yang perlu sertifikan bepergian ke perbatasan harus daftarkan dokumen dengan sidik jari mereka.

"Tujuannya mengkonfirmasi mereka tidak akan membelot dari Korea Utara.

"Warga biasanya mendeklarasikan secara verbal saja ikrar mereka untuk tidak membelot, dan akan mendapatkan izin bepergian dengan tunjukkan sertifikat kewarganegaraan dan referensi karakter dari pengawas pemimpin unit, pejabat keamanan lokal dan pihak berwenang tempat sampainya mereka.

Baca Juga: Demi Hadapi Dunia yang Lebih Miskin, Berbahaya, dan Kacau Pasca-Covid-19, Militer Australia Siapkan Anggaran Rp2700 Triliun, Indonesia Masuk dalam Rencana

"Mengecap sidik jari untuk mendapat sertifikat bepergian tidaklah sulit, tapi sungguh tidak menyenangkan betapa banyak dokumen konfirmasi yang telah ditambahkan, dan orang-orang yang akan ke perbatasan merasa frustrasi karena mereka dianggap sebagai rakyat yang berpotensi membelot."

Pemerintah telah merilis kampanye pemerintah tingkat tinggi untuk mendiskredit pembelot Korea Utara setelah grup pembelot di Korea Selatan kirimkan balon propaganda anti-Pyongyang.

Pyongyang gunakan kata pembelot yang telah mengalami penyempitan makna untuk gambarkan orang-orang yang pergi dari Korea Utara.

Kata itu meski juga digunakan untuk para pengungsi yang lewati perbatasan untuk mendapat kehidupan lebih baik sudah bermakna negatif di Korea Utara.

Baca Juga: Spesifikasinya Boleh Tangguh, Tahan Nuklir hingga Anti Kiamat, Tapi Pesawat Buatan AS Ini Justru Alami Hal Memalukan Gara-gara Tabrak Burung

Kebijakan baru telah membuat warga sangat tidak nyaman, bahkan sebabkan banyak yang melewatkan acara keluarga karena belum punya berkas-berkas untuk bepergian.

Sumber lain katakan, "kenalanku mendaftarkan berkas perizinan untuk bepergian ke perbatasan untuk hadiri ulang tahun ibunya yang ke-70.

"Ia bisa pergi ke kampung halamannya setelah lewati semua kesulitan itu, tapi anaknya yang menikah dan tinggal di provinsi Hwanghae dan Pyongan tidak dapat datang.

"Pestanya diadakan tanpa mereka, dengan suasana kekecewaan.

Baca Juga: Manfaat Daun Salam untuk Diabetes, Meningkatkan Respon Insulin

"Sepertinya mereka ditolak karena tidak siapkan dokumen ekstra."

Kebijakan itu telah mempengaruhi kemudahan warga datangi acara keluarga seperti anak-anak kecil datangi upacara orang dewasa, pernikahan, pemakaman dan penghormatan kepada leluhur.

Sumber itu juga katakan: "warga yang tinggal dekat dengan perbatasan juga terbatas dan tidak bebas bergerak, mereka juga sering diperlakukan seperti calon pembelot.

"Bahkan walaupun mereka ingin pindah ke wilayah lain karena mereka sudah tidak suka tinggal di situ, pihak berwenang tidak akan bolehkan mereka pergi, sehingga mereka sangat tidak bahagia."

Baca Juga: Penampakannya Hanya seperti Kuburan, Tapi Siapa Sangka Gundukan Tanah Ini Sembunyikan Rumah 'Anti Kiamat' Seharga 344 Miliar!

Warga di provinsi Ryanggang dekat dengan perbatasan China mengatakan warga yang sering keluar masuk lewat perbatasan akan sangat kesulitan dengan kebijakan baru.

Ia katakan: "semua warga yang ingin datang ke Ryanggang dari wilayah tengah harus membuat perjanjian itu dan mengecap sidik jari mereka.

"Sementara warga di provinsi ini dapat lewati perbatasan hanya dengan KTP kami, orang dari provinsi lain harus membawa empat sampai lima dokumen dengan mereka sebagai tambahan perjanjian tertulis.

"Untuk tambahan sertifikat bepergian kami, orang-orang perlu tambahan sertifikat baru untuk berpindah dari pulau utama ke perbatasan.

Baca Juga: Manfaat Kesehatan Biji Ketumbar yang Memukau, Termasuk Kesehatan Mata

"Untuk dapatkan sertifikat bepergian itu, sangat banyak dokumen rumit yang harus disiapkan."

Anggota keluarga yang melarikan diri dari Korea Utara sembari mengunjungi wilayah perbatasan adalah sasaran utama hukuman termasuk pembuangan di dalam negara.

Awal bulan ini, 30 keluarga dari Pyongyang diasingkan dan dibuang ke wilayah lain ketika keluarga mereka yang bekerja di luar negeri menghilang.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait