Melansir AFP, pada 2018 dan 2019 sendiri, sebanyak 1.750 orang tewas, setara dengan 72 kematian dalam sebulan atau lebih dari 2 kematian dalam satu hari.
"Membuat rute itu menjadi rute paling berbahaya bagi pengungsi dan migran di dunia," ungkap laporan tersebut.
"Sudah terlalu lama, kekerasan mengerikan yang dialami para pengungsi dan migran di sepanjang rute darat ini sebagian besar tetap tidak terlihat," kata kepala pengungsi PBB Filippo Grandi dalam pernyataannya.
Laporan itu, mendokumentasikan "pembunuhan dan kekerasan luas yang brutal terhadap orang-orang yang putus asa dan melarikan diri dari perang, kekerasan dan penganiayaan."
Hampir sepertiga dari mereka yang mati di sepanjang rute darat mencoba menyeberangi Gurun Sahara.
Lainnya tewas di Libya Selatan yang dilanda perang, sementara rute lain yang mematikan melintasi Republik Afrika Tengah dan Mali yang sedang dilanda konflik.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR