Kemudian, Jayeng Sekar, polisi berkuda yang direkrut dari setiap karesidenan.
Ini menandakan hubungan Indonesia dengan kekhilafahan Islam di Turki sudah terjalin cukup lama.
Dalam buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 (2011) karya Peter Carey, banyak orang Jawa kagum dengan kemaharajaan Turki Ustmani waktu itu sebagai benteng kekuasaan Islam di Timur Tengah dan sebagai pelindung terhadap meluasnya kekuatan Eropa yang Kristen.
Pangeran Diponegoro pernah menyalin sejumlah pangkat dan nama-nama resimen untuk keperluan organisasi militernya.
Karena itu pasukan kawal elitenya mengenakan sorban aneka warna dan panji-panji resimen berlambang ular, bulan sabit dan ayat-ayat Al Quran. Di mana ditata dalam kompi-kompi dengan nama seperti Bulkio, Turkio, dan Arkio.
Nama resimen langsung meniru nama-nama Boluki (dari boluk, satu regu), oturaki, dan resimen kawal sultan Turki Utsmani, janissar ardi yang waktu itu baru saja menjalani beragam perubaha penting.
Panji perang Diponegoro sendiri pola layar segitiga hijau dengan bulatan matahari di tengah dan panah bersilang. Mungkin juga diilhami oleh tradisi militer Turki Utsmani.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR