Advertorial
Intisari-online.com -Ledakanya Sampai Terlihat di Planet Mars, Inilah 'Senjata Rahasia' Amerika yang Konon Telah Merubah Dunia, 'Seluruh langit Tiba-tiba Dipenuhi Cahaya, Seperti Ujung Dunia'.
Tak bisa dipungkiri, jika bertanya siapakan negara terkuat di dunia ini semua orang mungkin akan menjawab Amerika.
Seperti kita tahu, Amerika adalah negara yang memenang senjata nuklir terbesar di dunia, dan pemilik hulu ledak terbanyak bersama dengan Rusia.
Namun, pernahkah Anda membayangkan sekuat apakah senjata militer Amerika.
Mungkin kisah ini, adalah salah satu yang membuat Amerika diakui sebagai negara adi kuasa dan ditakuti hingga saat ini.
Melansir Daily Mail, melalui 24h.com.vn Jumat (17/7/20), 75 tahun lalu kelompok ilmuwan, insinyur dan tentara Amerika berkumpul di gurun negara bagian New Mexico.
Mereka mempersiapkn langkah terakhir proyek rahasia yang disebut dengan Trinity.
Tujuan proyek ini adalah meledakan bom nuklir pertama di dunia, dan mengetahui kekuatan luar biasa yang dihasilkan oleh bom tersebut.
Tes pertama ini berhasil mengubah dunia untuk selamanya, memicu ketakutan dan menghentikan Perang Dunia II.
Waktu itu pad 16 Juli 1945, itu adalah waktu Perang Dunia II berkecamuk, Bom sekuat 108-ton itu hanya diisi 6 kg plutonium.
Namun, begitu diledakkan menciptakan kekuatan destruktif 21 kiloton (21.000 ton TNT) empat kali lebih banyak dari yang diperkirakan ilmuwan.
Proyek Trinity sukses tidak hanya menyebabkan dunia dalam ketakutan, dan mengakhiri Perang Dunia II, tetapi membawa dunia dalam perlombaan menciptakan senjata nuklir.
Kisahnya berawal dari kelompok ilmuwan Amerika yang dipimpin fisikawan J.Robert Oppenheimer merancang dan membangun bom nuklir pertama tahun 1944.
Laboratoriumnya di Los Alamos, New Mexico adalh tempat penyimpanan nuklir pertama di dunia, masalahnya adalah tidak ada yang tahu apakah bom itu benar-benar berfungsi.
Proyek ini menelan biaya sangat besar, dan tes yang juga gagal juga mengakhiri upaya pembuatan bom nuklir.
Militer AS memulai persiapan untuk uji coba nuklir pada Maret 1944, setahun dan enam bulan sebelum bom Trinity diledakan.
Jenderal Leslie Groves, menyiapkan skenario berbeda untuk menjawab pers, mulai dari uji coba bom berhasil hingga bom nuklir yang gagal dan mengancam masyarakat.
Groves meminta gubernur negara bagian New Mexico untuk mengumumkan keadaan darurat militer jika situasinya tidak terkendali.
Presiden AS Harry Truman menghadiri konferensi di Potsdam Jerman, menunda pertemuannya dengan pemimpin Soviet dan Inggris untuk menunggu uji coba nuklir.
Pada pukul 4 pagi 16 Juli 1945, Insinyur Amerika meledakkan bom dari jarak 9.000 meter, hanya sesaat ledakan menggelegar dengan kekuatan 21 kiloton mengguncang dunia.
"Seluruh langit tiba-tiba dipenuhi cahaya putih, seperti ujung dunia," kata James Conant, Presiden Universitas Harvard yang menyaksikannya dari jarak 16 kilometer.
Ledakan ini menyebabkan jendela rumah penduduk berjarak 280 kilometer rusak.
Lebih mengerikan lagi, uji coba nuklir itu menghasilkan banyak energi hingga membuatnya terlihat dari planet Mars.
"Ledakan bom nuklir adalah langkah umat manusia mengembangkan senjata dengan daya ledak tak terbatas, setiap negara kini mengembangkan senjata mengerikan dalam skala yang tak terbayangkan," kata Leo Szilard seorang ilmuwan dalam proyek tersebut.
Tiga minggu kemudian, tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan dua bom nuklir serupa di Hiroshima dan Nagasaki membuat Jepang langsung menyerah tanpa syarat.