Ia juga mengimbau, "Jangan mengaku ini asli China. Ini dari zaman dahulu yang DITIRU China."
Lalu akun Twitter @cupakbaras menulis, "Karena mencuri dan menginvasi wilayah belum cukup, sekarang (mereka) mencuri kebudayaan Indonesia dan mengklaim milik China @wamnews_ind @KBRIWashDC @INAEmbAUS."
Ada pula yang menyindir, "Sebaiknya kamu mengklaim Covid saja. Tidak ada negara yang mengklaimnya sampai sekarang," tulis @Sean_Alma.
Namun di samping balasan-balasan bernada menyindir dan mengecam itu, ada juga yang coba menenangkan reaksi warganet.
@YuniAriane menuliskan bahwa teknik menggoreskan tinta di kain ini adalah teknik lawas yang sudah muncul di Mesir sejak abad ke-4 sebelum Masehi.
"Ini sudah dibuat di Dinasti Tang dan Jepang di zaman Nara (600 Masehi) jauh sebelum diadopsi di Jawa."
Sebenarnya tidak perlu ribut mengenai klaim atas batik, karena sejatinya batik telah resmi terdaftar di UNESCO sebagai kebudayaan luhur Indonesia.
Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober ini menjadi pengingat bagaimana akhirnya batik diakui oleh Unesco sebagai warisan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Jangan Sampai Bau! Begini Cara Simpan Minyak Goreng Bekas Agar Bisa Digunakan Memasak Lagi
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR