Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel aerosol yang berasal dari cairan yang datang dari proses pernapasan, berbicara, batuk, dan bersin dapat menggantung di udara untuk waktu yang lama dan melayang sejauh puluhan meter dari tempat asalnya.
Ini membuat penggunaan ruang yang tertutup menjadi berbahaya, meskipun satu sama lain sudah melakukan jaga jarak fisik sesuai yang dianjurkan.
"Kami 100 persen yakin tentang hal ini," kata profesor ilmu atmosfer dan teknik lingkungan dari Queensland University of Technology, Brisbane, Lidia Morawska.
Hal ini membuat ratusan ahli, bahkan disebutkan dalam SCMP, Minggu (5/7/2020), jumlahnya mencapai lebih dari 200 ahli yang menuduh WHO menyangkal adanya risiko penularan virus corona melalui udara atau aerosol.
Badan PBB ini menyebut transmisi lewat udara bisa terjadi tapi biasanya hanya terjadi saat pelaksanaan prosedur medis, seperti intubasi yang dapat memuntahkan partikel mikroskopis dalam jumlah besar, tengah berlangsung.
Morawska membuat sebuah surat terbuka kepada WHO yang menuduh mereka gagal mengeluarkan peringatan yang sesuai terkait risiko penularan melalui udara ini.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR