Advertorial
Intisari-Online.com -Bentrokanantara tentara China dan India di perbatasan awal Juni lalu membuat hubungan kedua negara belum menemui jalan damai.
Konflik yang terjadi antara China dan India nampaknya masih jauh dari kata usai.
Pasalnya hubungan kedua negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia ini justru makin sengit.
Hingga kini ketegangan di Lembah Galwan, Ladakh Timur tak kunjung mereda juga.
Padahal, dua utusan setingkat jenderal telah bertemu di garis perbatasan LAC pada Selasa (30/6/2020).
Keduanya sepakat meredakan ketegangan, tetapi ternyata China lebih agresif, bahkan mengirim puluhan ribu tentara ke tempat itu.
Badan intelijen India, Rabu (1/7/2020) mengungkapkan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok belum juga mundur dari LAC.
Bahkan, telah mengirim dua divisi pasukan melintasi Garis Kontrol Aktual (LAC) di daerah-daerah yang disengketakan.
Dalam pertemuan dengan India, Kepala Militer Xinjiang Selatan, Mayor Jenderal Liu Lin telah setuju menarik pasukan dari Lembah Galwan.
Hal itu disampaikannya kepada Letnan Jenderal Harinder Singh, komandan korps XIV yang berbasis di Leh, India.
Tetapi, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengerahkan lebih dari 20.000 tentara di sepanjang LAC, dekat sektor Ladakh Timur.
India terus mengamati kegiatan 10.000-12.000 pasukan China lainnya yang dikerahkan dari Xinjiang.
Dengan mobilitas tinggi dan persenjataan di belakang akan mampu mencapai garis depan India hanya dalam waktu 48 jam.
"Tentara China telah mengerahkan dua divisi pasukan, sekitar 20.000 orang di sepanjang LAC di sektor Ladakh Timur," kata pejabat pemerintah kepada kantor berita India, ANI, Rabu (1/7/2020).
"Ada sebanyak 10.000 tentara dari divisi lain yang disiagakan di Provinsi Xinjiang Utara, berjarak 1.000 kilometer dari garis depan pertempuran," ujarnya.
Tetapi dapat dimobilisasi untuk mencapai perbatasan dalam waktu 48 jam karena medan datar di sisi China.
"Kami terus mengawasi pergerakan pasukan ini bersama dengan yang telah dikerahkan dekat dengan wilayah India," kata sumber itu.
Sumber mengatakan India dan China telah berbicara di tingkat diplomatik dan militer selama lebih dari enam minggu.
Tetapi, tidak ada pengurangan jumlah pasukan atau peralatan militer oleh China di garis depan, kata mereka.
Sumber mengatakan, China juga memiliki dua divisi yang dikerahkan dari wilayah Tibet.
Tetapi mereka membawa hampir dua divisi tambahan dari lokasi sejauh 2.000 kilometer dari daratan China untuk mengimbangi jumlah pasukan India.
Sumber mengatakan India juga meningkatkan posisi dengan dua divisi tambahan dari lokasi terdekat sektor Ladakh Timur.
Termasuk divisi gunung cadangan yang setiap tahun melakukan latihan perang di wilayah Ladakh Timur.
Tank dan kendaraan tempur infanteri BMP-2 juga telah diterbangkan oleh Angkatan Udara.
Di samping elemen-elemen yang ada dari brigade lapis baja yang ditempatkan dekat dengan sektor DBO.
Sektor Ladakh Timur, saat ini, dijaga oleh Divisi Trishul Infanteri yang berbasis di Karu bersama dengan tiga brigade yang terletak di sepanjang LAC.
Melihat agresi dan penyebaran China di sepanjang sektor DBO dari Lembah Galwan dan ke daerah Karakoram Pass,
Angkatan Darat India juga mempertimbangkan penyebaran divisi lain di sektor itu, kata sumber tersebut.
Di danau Pangong Tso dan daerah Finger, orang China telah menempatkan diri dengan sangat kuat di daerah Finger 8.
Mereka telah mendirikan basis administrasi bersama dengan penyebaran kendaraan berat dan peralatan tempur besar.
"Jalan yang dibangun oleh China dari Finger 8 ke Finger 5 di sepanjang danau juga membantu mereka dalam transfer cepat pasukan ke pangkalan Finger 4."
"Waktu orang Cina memindahkan pasukan jauh lebih pendek daripada India, "kata sumber itu.
China juga membangun infrastruktur militer tepat di bawah mereka dekat danau, kata sumber itu.
Sisi China telah berbaris dengan pasukan dalam jumlah besar di daerah Finger dan danau Pangong Tso pada 18-19 Mei.
Mereka memiliki hampir 2.500 tentara melawan 200 tentara India yang dikerahkan di sana di tepi danau.
Menggambarkan gerakan China di dekat danau dan di dalamnya sebagai "serangan belalang."
Sumber itu mengatakan China belum mengizinkan patroli India untuk terus berpatroli di luar Finger 3.
Di mana pihak India juga memiliki basis administrasi.
Sumber mengatakan meskipun pembicaraan telah dilakukan dengan China di tingkat militer dan diplomatik.
Tampaknya waktu untuk penyelesaian krisis akan sangat lama dan pihak India juga mempersiapkan diri untuk jangka panjang.
"Pengerahan itu diperkirakan akan berlanjut hingga September atau Oktober ketika salju mulai turun di dataran tinggi," kata sumber itu.
Di lembah sungai Galwan, penyebaran pasukan China akan lebih sulit di musim panas.
Kondisinya akan menjadi relatif lebih mudah selama bulan-bulan musim dingin ketika air akan membeku, kata sumber itu.
Pengerahan besar-besaran di kedua sisi dimulai pihak China pertama kali mendekat Patroli Point 14 di lembah sungai Galwan pada 4-5 Mei 2020.
China mengklaim wilayah di sana dan meminta pihak India untuk pergi ke barat sungai Shyok dekat posisi India KM 120. (M Nur Pakar)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ketegangan Belum Reda, India dan China Kerahkan Puluhan Ribu Tentara ke Lembah Galwan