Advertorial
Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, dilaporkanPresiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar kepada seluruh jajaran kabinetnya.
Di manaPresiden Jokowi menyoroti kurangnya kinerja para menteri di kabinetnya.
Dia jugamenilai para menterinya tidak memilikisense of crisisdi tengah situasi pandemi virus corona.
Video kemarahan Presiden Jokowi itu ditayangkandalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020) dan langsungviral di media sosial.
Tak tanggung-tanggung, bahkan Presiden Jokowimengeluarkan ancaman perombakan atau reshuffle kabinet.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja."
"Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!"ujar Presiden Jokowi.
Ketika reshufflekabinet di Indonesia masih sebatas wacana dan pernyataan, di Prancis sudah terjadi dantanpa banyak drama.
Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe hari Jumat (3/72020) mengajukan pengunduran diri seluruh anggota kabinet kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dengan perombakan itu, Presiden Prancis menyatakan ingin membuka jalan baru.
Mengutipdw.com, Jumat (3/7/2020), Istana Elysee tempat kedudukan Macron menyatakan, Philippe tetap akan menangani urusan pemerintahan sampai kabinet baru ditunjuk.
Kantor Kepresidenan mengumumkan, Macron menunjuk Jean Castex sebagai perdana menteri baru, yang akan menggantikan Philippe.
Castex kini bertugas membentuk kabinet yang baru.
Pembubaran kabinet ini membuka jalan bagi perombakan pemerintah, sesuai harapan rakyat Prancis.
Tekanan politik dalam negeri terhadap Macron sangat kuat.
Seperti rangkaian aksi protes rompi kuning, yang menentang reformasi tenaga kerja. Aksi itu marak sebelum pandemi corona.
Cita-cita Macron setelah kabinet baru.
Pada bulan April, Macron mengatakan dia ingin membentuk kembalihaluannya demi memenuhi tantangan terbaruyang dihadapi Prancis.
Tetapi kemungkinan besar, sisa dua tahun masa jabatannya malah akan didominasi oleh tema penanganan wabah corona.
Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel akhir Juni 2020 lalu mengumumkan prakarsa baru pemulihan ekonomi Eropa dengan dana senilai 500 juta euro untuk membantu negara-negara Uni Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.
Namun rencana itu ditentang beberapa anggota Uni Eropa. Merekamenolak penggunaan dana Uni Eropa sebagai hibah, bukan sebagai kredit.
Negara-negara penentang utama yang dikenal dengan julukan empat negarapenghematadalah Austria, Belanda, Denmark dan Swedia.
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Indonesia baru wacana dan drama, Prancis tak cuma reshuffle, kabinet bubar jalan")