Advertorial
Intisari-Online.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah melarang acara atau pertemuan yang diikuti banyak orang.
Tujuannya tentu untuk mengurangi penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Apalagi di negara yang memiliki jumlah kasus positif virus corona yang tinggi.
Contohnya di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data dari worldometers.info pada Minggu (21/6/2020), ada 2.330.578 kasus positif virus corona di AS.
Sementara ada121.980 kasus kematian dan 972.941 orang dinyatakan sembuh.
Walau begitu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS berikutnya tetap melakukan kampanye yang dihadiri oleh ribuan massa pendukungnya.
Dan hasilnya6 anggota staf kampanye Trump di Tulsa,Oklahoma, dinyatakan positif virus corona seperti dilansir darinbcnews.com pada Minggu(21/6/2020).
Padahal mereka dibentuk untukkampanye pertamaTrump.
Gedung Putih dan organisasi kampanye pemilihan ulang presidenmengatakan mereka telah melakukan ratusanrapid testsebelum rapat umum, yang pertama sejak 2 Maret.
Dan Tim Murtaugh, direktur komunikasi kampanye, mengatakan enam anggotatim dinyatakan positif dan segera dikarantina.
Dari enam, setidaknya dua dari mereka adalah agen Secret Service, menurut seorang pejabat penegak hukum.
Berita itu datang ketika Trump dikritik karena menjadi tuan rumahkampanye tertutup yang dihadari 19.000 orang di Tulsa.
Menariknya, jika ingin hadir dalam kampanye tersebut, mereka harus menandatangani surat pernyataan di mana mereka tidak akan meminta Trump bertanggung jawab jika mereka terinfeksi Covid-19.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada NBC News bahwa pemerintah mengetahui staf yang dites positif tetapi menolak berkomentar.
Anggota kampanye lainnya sedang berusaha melakukan pelacakan kontak atau tracing.
Tetapi juga mencatat bahwa 6 staf telah berada di Oklahoma selama seminggu.
Di kota ini, mayoritas orang tidak menggunakan masker dan masih pergi ke restoran dan tempat umum lainnya.
Padahal telah terjadilonjakan 100 persen kasus Covid-19.
Pejabat kesehatan mengumumkan pada hari Sabtu bahwa ada 136 kasus virus corona baru, jumlah tertinggi yang belum dilaporkan dalam satu hari di negara bagian sebagai tren.
Sementara pasien yang drawat inap dan kasus kematian di Oklahoma juga terus meningkat.
Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana