Advertorial

Kedua Negara Sepakat Redam Konflik, 20 Tentara India Justru Terbunuh Dan Sebagian Dimutilasi Oleh Tentara China, Ini Respons New Delhi

May N

Editor

Intisari-online.com -Minggu ini, New Delhi dan Beijing sepakat untuk hindari konflik mematikan lebih panjang lagi di perbatasan kedua negara.

Namun, dalam lingkungan politik dan media khususnya di India masih banyak perbincangan terkait opsi New Delhi terkait hubungan bilateralnya dengan China.

Sedangkan di masyarakat India, tuntutan respon semakin jelas terdengar meski belum diverifikasi oleh pemerintah India.

Tuntutan itu muncul setelah adanya 20 tentara India tewas dalam baku hantam dengan tentara China pada Senin malam.

Baca Juga: Pesawat Kim Jong-un Terdeteksi Mengudara di Tengah Ketegangan, Korut: 'Kesabaran Militer Kami Sudah Habis,' Begini Peta Kekuatan Militer Korut vs Korsel

Mengutip SCMP, laporan berita menyatakan beberapa jasad dimutilasi, dan tentara India diserang dengan tongkat tajam penuh dengan paku.

Sementara itu ada tantangan lain yaitu mengambil jasad para tentara di dataran tinggi Lembah Galwan, Himalaya Barat.

Namun, sudah dipastikan jika tidak ada tentara India yang hilang.

Ketika jenazah tentara sampai di rumah mereka, televisi tunjukkan perkumpulan rakyat yang berduka dan memprotes di berbagai kota.

Baca Juga: Sengaja Menyamar Jadi Orang Cacat Untuk Memantau Kinerja PNS, Walikota Ini Justru Mendapat Perlakuan Memalukan

Warga Gujarat menghantam merk televisi China, sedangkan Menteri Sosial India, Ramdas Athawale menuntut larangan bagi restoran yang menjual masakan China.

Profesor Hubungan Internasional di London's Kings College, Harsh Pant, mengatakan krisis tersebut adalah titik perubahan di hubungan bilateral dua negara.

"Seluruh kebijakan China di India berdasarkan asumsi bahwa dua negara dapat melanjutkan kesepakatan lebih luas dan menjaga perbatasan tetap damai.

"Asumsi itu telah dirusak karena ketegangan ini," ujarnya.

Baca Juga: 'Ditertawai' CIA, China Disebut Malu Mengakui Jumlah Korban Tentaranya yang Tewas Melawan India dalam Situasi yang Memanas Sekarang

"Anda tidak dapat memiliki hubungan yang normal dengan China ketika urusan perbatasan sedang mendidih."

Anggota militer senior dari kedua negara dilaporkan telah melakukan pembicaraan pada Kamis untuk kurangi ketegangan.

Laporan itu muncul setelah Menlu India Subrahmanyam Jaishankar berbicara kepada rekanan China Wang Yi pada Rabu.

Keduanya saling menyalahkan atas memuncaknya ketegangan di perbatasan setelah puluhan tahun.

Baca Juga: Gara-gara Temukan Gambar Bocah 11 Tahun, Guru-guru Sekolah Segera Panggil Polisi dan Menangkap Ibunya, Rupanya ini yang Terjadi

Jaishankar kemudian mengatakan jika tentara India telah diberi senjata, tetapi memilih tidak menggunakannya karena ada protokol didesain untuk mencegah meningkatnya konflik.

Anurag Srivastava, juru bicara Menteri Hubungan Internasional India mengatakan pada Kamis jika pihak India dan China terus menerus berbicara satu sama lain.

"Kedua belah pihak saling mengabari lewat kedutaan besar dan kantor hubungan luar negeri.

"Di tingkat dasar, kedua belah pihak telah mempertahankan komunikasi di tingkat komando," ujar Srivastava.

Baca Juga: Tragisnya Kisah Elisabeth Fritzl, Gadis Cantik yang Dikurung 24 Tahun dalam Penjara Ayahnya Sendiri Hingga Miliki 7 Anak

Ia juga menambahkan jika kedua negara juga mengeksplorasi cara lain dalam menjaga hubungan diplomatik mereka.

Sementara itu Perdana Menteri Narendra Modi menyebutkan India menginginkan perdamaian tetapi jika mereka "dihasut", mereka akan lakukan semua hal untuk membalasnya.

Meski pemerintah India sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait Beijing, media berita India sebutkan India sedang mencari cara membatasi kepentingan bisnis China di India.

Hal tersebut meliputi hentikan proyek 5G Huawei di India dan tidak akan gunakan peralatan perusahaan China dalam proyek infrastruktur pemerintah.

Baca Juga: Mendengkur Disebut Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung, Benarkah?

Perusahaan Pemerintah, Dedicated Freight Corridor Corporation of India, mengakhiri kontrak senilai 62 juta Dolar Amerika dengan perusahaan China terkait "progres lama" dari proyek tersebut.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait