Advertorial

Izinkan 500 TKA China Bekerja di Sulawesi Utara, Gubernur Sultra: 3.000 Lebih Tenaga Kerja Lokal Terancam Kehilangan Pekerjaan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi berubah sikap soal tenaga kerja asing (TKA) asal China yang akan membangun smelter di daerahnya.

Kini Ali mengizinkan para pekerja asing itu datang ke Konawe, Sulawesi Tenggara, untuk bekerja.

Ali memperbolehkan masuknya 500 TKA asal China itu karena sudah ada izin dari pemerintah pusat.

"Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Ali saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).

Baca Juga: Covid Hari Ini 18 Juni 2020: Virus Corona Mati Seketika, 5.000 Pasien Covid-19 di Inggris Langsung Sembuh Usai Konsumsi Obat Radang Sederhana

Hanya saja, Ali mensyaratkan semua TKA asal China yang masuk ke Sulawesi Tenggara harus menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Para TKA itu harus menjalani karantina terlebih dahulu sebelum boleh bekerja.

Lebih lanjut, Ali menilai, kedatangan para pekerja asing itu untuk mendukung investasi yang ada di Sulawesi Tenggara.

"Sehingga pasca-Covid, kita bisa bangkit," kata Ali.

Baca Juga: Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan Memanas, Kim Jong Un Bikin Lebih Banyak Hulu Ledak Nuklir di 'Pangkalan Uranium Rahasia'

Setelah diizinkan, 500 TKA asal China itu akan datang secara bertahap ke Konawe.

Pada tahap pertama, ada 146 tenaga kerja yang didampingi empat tenaga medis.

Mereka dijadwalkan tiba pada 23 Juni 2020.

Sebelumnya, Ali dan DPRD Sulawesi Tenggara satu suara menolak kedatangan 500 TKA China yang akan bekerja di Konawe.

Baca Juga: Bukan Karena Virus Corona, Jumlah Kematian Lebih dari 1.200 Orang di Nepal Justru Disebabkan Karena Bunuh Diri Selama 74 Hari Lockdown

Menurut Ali Mazi, penolakan itu dilakukan karena bertentangan dengan susana kebatinan masyarakat Sultra yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

"Setelah saya mengetahui informasi itu, langsung mengundang Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan juga DPRD, Danrem, Kapolda, Imigrasi."

Baca Juga: Temukan Uang Misterius Senilai Rp3,8 Miliar yang Tercecer di Jalan, Diluar Dugaan Ini yang Dilakukan Pengendara Motor Penemu Uang Itu!

"Kesimpulannya kita keberatan untuk kebijakan memasukkan kembali 500 TKA asal China,” ungkap Ali Mazi pada akhir April 2020.

External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan, para TKA tersebut sedianya akan mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.

Pengerjaan tungku smelter tersebut diklaim dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Terkait penerimaan ribuan karyawan itu, menurut dia, saat ini sudah selesai dilakukan perekrutan.

Baca Juga: Rockefeller Foundation, Yayasan Kemanusiaan Kontroversial yang Didirikan Salah Satu Orang Terkaya Sepanjang Sejarah AS

"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK."

"Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," sambungnya.

Baca Juga: Tak Main-main dengan Ancamannya hingga Ledakkan Gedung di Korsel, Kim Yo Jong Diklaim Lebih Kejam dari Sang Kakak, Ayah, dan Kakeknya

Lebih lanjut dikatakan, 500 TKA China itu merupakan tenaga teknis yang bekerja secara temporer dan bukan untuk waktu lama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Menolak, Gubernur Kini Sultra Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait