Kim Yo Jong juga menyerang Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Di mana adik perempuang Kim Jong Un tersebut menyebut presiden Korea Selatan Moon Jae In sebagai 'boneka Amerika Serikat'.
"Alasan mengapa perjanjian indah antara Korut-Korsel tidak dilaksanakan selangkah pun adalah karena Korsel menempatkan diri mereka sebagai bayang-bayang Amerika Serikat (boneka AS)."
Dia melanjutkan, "Bahkan sebelum tinta perjanjian Utara-Selatan mengering, dia (Moon Jae In) menerima tawaran kelompok kerja Korea Selatan-AS di bawah paksaan."
Apa yang dilakukan Kim Yo Jong seakan membuktikan bahwa dia tidak kalah kejam dari sang kakak.
Malah ada kemungkinan Kim Yo Jong dinilai tidak kalah keras dan kejam jika mendapat tampuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara.
Pernyataan itu berasal dari seorang pakar bernama Profesor Natasha Lindstaedt.
Dilansir Daily Mirror pada Sabtu (25/4/2020), Profesor Natasha Lindstaedt mengatakan gender tak menjadi penghalang si adik menjadi "tiran baru".
Pakar rezim totalitarian itu menyatakan, jika Kim adik masuk, maka tradisi keluarga memimpin Korut, sejak Kim Il Sung di 1948, terus terjaga.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," beber Profesor Lindstaedt.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR