Advertorial

Menambah Situasi Dunia Makin Mencekam, Israel Menambah Hulu Ledak Nuklirnya Bersama Negara-negara yang Siap Berperang Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

 China yang merupakan tokoh sentral dalam situasi dunia saat ini juga memiliki hulu ledak dalam jumlah tak sedikit.
China yang merupakan tokoh sentral dalam situasi dunia saat ini juga memiliki hulu ledak dalam jumlah tak sedikit.

Intisari-online.com - Sejauh ini sejak konfrontasi yang dilakukan China di Laut China Selatan, situasi dunia semakin mencekam.

Beberapa negara menujukkan peningkatan aktivitas militernya seoalah siap memulai Perang Dunia Ketiga.

Adapun, negara-negara kuat di dunia termasuk Israel, ternyata sudah menambah hulu ledak nuklirnya.

Menurut Khasmir Observer, saat ini Israel diyakini telah memiliki antara 80-90 hulu ledak nuklir, kata Stockholm Internasional Peace Research Institute (SIPRI).

Baca Juga: Selama ini Kita Salah, Berkumur Setelah Gosok Gigi Ternyata Tidak Dianjurkan, Lalu Bagaimana Sebaiknya?

SIPRI mengatakan, Israel terus mengejar kebijakan ambigunitas terkait program nuklirnya.

Dikatakan, jumlah hulu ledak nuklir di Israel naik menjadi 90 dari sebelumnya hanya 80 pada 2019.

Sementara itu, Pada 2015 Institute Sains dan Keamanan Internasional yang bermarkas di Washington DC mengatakan Israel telah memproduksi 115 hulu ledak nuklir.

Proyek itu berlangsung sejak tahun 1963.

Jumlah sebenarnya dari senjata nuklir Israel hingga saat ini masih dirahasikan, dan dijaga ketat oleh negara Yahudi tersebut.

Baca Juga: Terkenal Suka Memberi Utang, Ternyata China Memiliki Jumlah Utang yang Tidak Sedikit, Bahkan Ekonominya Makin Terpukul Gara-Gara Covid-19

Sementara itu, China yang merupakan tokoh sentral dalam situasi dunia saat ini juga memiliki hulu ledak dalam jumlah tak sedikit.

Sejauh ini China memiliki 320 hulu ledak yang dikerahkan dengan pasukan operasional.

Sekitar 180 di antaranya disimpan dalam kondisi siaga operasional tinggi.

Meskipunnegara itu telah menambah stok mereka, jumlah hulu ledak nuklir gabungan mereka hanya mencapai 2.000 hulu ledak atau kurang dari sepertiga dari total hulu ledak cadangan Rusia.

Di luar itu China masih menyimpan senjata rahasia seperti senjata kimia, dan biological yang terus bermunculan, hal ini membuat kestabilan dunia terancam.

Rusia masih menjadi negara dengan hulu ledak terbanyak di dunia, menurut SIPRI, dengan total 6.735 dan 1.570 dalam posisi siaga.

Baca Juga: Ini Dia Aktivitas Lab Wuhan yang Baru Terkuak, Sebelum Bencana Covid-19 Terjadi Ternyata Laboratorium Wuhan Menerima Virus Mematikan Ini Dari Kanada

Sementara itu, Amerika memiliki 5.800 hulu ledak, dengan 1.750 dalam posisi siaga.

Sementara negara lain, seperti India memiliki 150 hulu ledak, Korea Utara memiliki 30-40 hulu ledak nuklir.

Baik Rusia maupun Amerika terlibat dalam upaya modernitas senjata nuklir yang mahal dan meluas.

AS meningkatkan hulu ledak nuklir warisannya dengan desain baru, serta memperbarui armada pembom, kapal selam, dan rudal balistik antarbenua dengan kemampuan nuklir.

Sementara Rusia secara terbuka mengungkapkan pengembangan senjata hipersonik yang bisa membawa hulu ledak nuklir dan berinvestasi dalam senjata baru, sebuah drone bawah air dengan senjata nuklir.

Moskow menyuarakan rencana penempatan senjata baru pada 2 Juni untuk membuat kebijakan resmi yang memungkinkan Rusia menggunakan senata nuklir terhadap serangan konvensional.

Baca Juga: Sudah Ditangkap dan Dijebloskan ke Penjara, Diam-Diam Raja Narkoba El Chapo Malah Bekerja Sama dengan FBI Untuk Lakukan Hal Ini

Investasi dua negara dengan senjata nuklir ini, dilatarbelakangi oleh runtuhnya banyak perjanjian pengendalian senjata.

Perjanjian Jangka Menengah dan Rudal Jarak Pendek (INF) yang sudah berakhir.

Kemudian, perjanjian kontrol senjata besar terakhir antara Rusia dan AS adalah New START yang berakhir pada Februari 2021.

Artikel Terkait