Advertorial
Intisari-Online.com -Iran dan AS sering bentrok ketika pengaruh Iran di Timur Tengah mengancam sekutunya, Israel.
Selai itu, AS bertanggungjawab atas pembunuhan Kepala Quds, pasukan elit Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Jenderal Qasem Soleimani pada Januari 2020 lalu, dan Iran menanggapi dengan menyerang pangkalan militer AS di Irak.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan, Amerika Serikat (AS) "akan segera berlutut di depan bangsa Iran"
Menurut Mousavi, AS senang dengan "terorisme ekonomi" karena kebijakannya "bergantung pada "lutut di leher'" orang-orangnya sendiri dan orang-orang di seluruh dunia.
"Anda tahu, itu bukan leher orang Iran, tetapi lutut Anda terluka," kata Mousavi dalam akun Twitter, Jumat (12/6), seperti dikutip The Jerusalem Post.
Ungkapan itu merujuk pada pembunuhan George Floyd, pria Afrika-Amerika, oleh polisi Minneapolis dengan menekan leher dengan lutut hampir selama sembilan menit ketika dia diborgol.
"Lutut di leher" telah menjadi pesan baru Iran untuk melambangkan agresi AS terhadap negara Timur Tengah ini, dan Presiden Iran Hassan Rouhani juga menggunakannya pekan ini.
Dalam rapat kabinet, Kamis (11/6), seperti dikutip kantor berita Fars Rouhani mengatakan, AS telah menekan tenggorokan Iran dengan lututnya selama bertahun-tahun.
"Bangsa kita yang terhormat mematahkan lutut (AS) ini, dengan menghancurkan persatuan mereka dan sekarang mereka tidak lagi memiliki lutut untuk menekan negara Iran," ujarnya.
Rouhani menyebutkan, AS telah berusaha untuk mengalahkan Iran selama beberapa dekade, dan Republik Islam berhasil mengalahkannya.
Empat bulan terakhir, dia menambahkan, negeri uak Sam menunjukkan tekanan yang ekstrem terhadap negeri Mullah tetapi Iran bisa bertahan.
Baca Juga: Benarkah Angkak Sebagai Pengobatan Rumahan untuk Demam Berdarah?
SS. Kurniawan
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Iran: Amerika akan segera berlutut di depan bangsa kami"