Intisari-Online.com - Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita terinfeksi virus corona (Covid-19) adalah dengan melakukan rapid test virus corona atau Covid-19.
Hanya saja karena keterbatasannya, rapid test virus corona hanya diberikan kepada mereka yang memiliki gejala atau pun yang melakukan kontak dengan pasien positif.
Dan ketika yang lain ingin melakukan rapid test, beberapa lainya malah menolak.
Itulah yang terjadi di Desa Sagu, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dilansir dari kompas.com pada Jumat (12/6/2020), sebanyak 21 dillaporkan menolak menjalani rapid test virus corona.
Padahal, puluhan warga itu diduga melakukan kontak dengan pasien 02 positif Covid-19 di Flores Timur.
Pasien 02 yang berasal dari Desa Sagu itu diduga terpapar Covid-19 dari Klaster Ijtima Ulama Gowa, Sulawesi Selatan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR