China dalam beberapa bulan terakhir telah melarang penjualan hewan liar untuk dikonsumsi dengan alasan risiko penyakit menular ke manusia.
Akan tetapi perdagangan tetap legal untuk tujuan lain, termasuk penelitian dan pengobatan tradisional.
State Forestry and Grassland Administration (SFGA) China telah meningkatkan perlindungan terhadap trenggiling ke level tertinggi pada pekan lalu.
"Saya sangat terdorong. Upaya berkelanjutan (perlindungan trenggiling) kami selama beberapa tahun belum sia-sia," kata Zhou Jinfeng, sekretaris jenderal China Biodiversity Conservation and Green Development Foundation (CBCGDF), seperti dilansir dari The Guardian.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin C Termasuk Kulit Kering
Pada tahun 2020 ini, secara resmi sisik trenggiling tidak lagi menjadi bahan baku untuk pengobatan tradisional China.
Trenggiling terancam punah
Selama ini, trenggiling menjadi spesies mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia.
Sebanyak 200.000 trenggiling dikonsumsi setiap tahun di Asia, baik sisik maupun dagingnya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR