Advertorial
Intisari-online.com -Kemarin, Selasa (9/6/2020), Indonesia mencatatkan rekor tertinggi untuk kasus virus corona (Covid-19) baru dalam 24 jam.
Dilaporkan ada 1.043 kasus virus corona baru dalam 24 jam.
Dengan begitu, total ada 33.076 kasus positif virus corona di Indonesia.
Menurut data pemerintah, penambahan kasus baru tertinggi ada di DKI Jakarta dengan 232 pasien.
Kemudian, diikuti Jawa Timur dengan 220 kasus baru.
Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 510 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Mereka dinyatakan sembuh oleh petugas medis setelah menjalani dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Dengan demikian, hingga saat ini total ada 11.414 pasien yang dinyatakan sembuh dari penyakit Covid-19.
Meski begitu Majalah Forbes sebut Indonesia adalah salah satu dari 100 negara paling aman dari virus Corona.
Melansir Grid Health, Indonesia menempati urutan 97 di atas Kamboja, Laos dan Bahama.
Forbes memakai indikator efisiensi karantina, pemantauan dan deteksi, kesiapan kesehatan, dan efisiensi upaya pemerintah dalam menangani pandemi.
Laporan yang diterbitkan Majalah Forbes tersebut diterbitkan pada 5 Juni.
Dalam laporan itu, terdapat 200 negara yang diteliti, namun Forbes hanya menampilkan 100 negara tertinggi saja.
Swiss menjadi negara teraman di dunia dari virus corona dari, adapun Sudan Selatan menjadi negara paling berbahaya alias berada di urutan terakhir.
Merespons hal itu, Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, menilai laporan itu harus disikapi secara serius oleh pemerintah.
“Pemerintah diminta serius menyikapi laporan majalah Forbes yang menempatkan Indonesia pada nomor urut ke-97 dari 100 negara paling aman.
"Itu artinya, Indonesia berada pada nomor urut 3 terakhir.
"Kalah jauh dari negara-negara tetangga kita,” kata Saleh dikutip dari Kumparan (09/06/20).
Menurut Ketua DPP PAN itu, daftar nomor urut negara aman dari corona sangat perlu dipertimbangkan.
Sebab, penilaiannya menggunakan parameter kuantitatif dan kualitatif.
Baca Juga: Hadapi Corona; Ini 22 Makanan Terbaik untuk Metabolisme Energi
“Dengan nomor urut seperti itu, dapat dikatakan bahwa ada banyak kekurangan yang dimiliki oleh Indonesia dalam menangani Covid-19.
"Itu bisa jadi sangat mengkhawatirkan.
"Tanpa upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan pelayanan, diperkirakan akan banyak persoalan yang akan muncul kemudian,” sebut Saleh.
“Saya kira, penyusunan nomor urut itu bisa dijadikan sebagai referensi untuk dikaji secara serius.
"Sebab, laporan tersebut dibuat oleh Deep Knowledge Group, sebuah konsorsium perusahaan dan organisasi nirlaba.
"Sebagai konsorsium nirlaba, orientasinya tidak tidak politis dan pragmatis,” sambung Saleh.
Legislator Dapil Sumut II itu mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan penelitian agar bisa dijadikan bahan evaluasi.
Dengan harapan, peningkatan penelitian akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan.
“Kalau bisa, penelitian tersebut dilakukan lembaga independen.
"Sehingga, evaluasinya bisa objektif dan bebas nilai.
"Kalau yang melakukan adalah lembaga pemerintah, hasilnya bisa jadi subjektif.
"Semua bisa saja dianggap sudah baik,” tandas Saleh.
Baca Juga: JagaKomitmen Pemerintah, Ini Metode TOSS yang Bisa Bantu Atasi Sampah di Pedesaan dan Daerah 3T
(Soesanti Harini Hartono)
Sebagian artikel ini telah tayang di Grid Health dengan judul "Forbes Ungkap Indonesia Posisi 97 dari 100 Negara Aman Corona"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini