Advertorial
Intisari-online.com - Sejauh ini wabah Covid-19 menjadi masalah yang hampir dirasakn oleh semua negara di dunia.
Termasuk Indonesia, hingga kini Covid-19 masih terus mengalami pasang surut, dan belum ada tanda wabah ini berhasil dikendalikan.
Sementara itu, pandemi ini juga kian memperburuk sektor perekonomian di Indonesia.
Jadi mau tidak mau, meski Covid-19 belum berhasil dikendalikan, satu-satunya cara untuk pulihkan perekonomian di tengah pandemi ini hanya dengan melakukan new normal.
Sebuah upaya untuk berdamai dengan Covid-19 namun, tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Pasalnya satu-satunya cara untuk mengendalikan virus ini adalah dengan ditemukannya vaksinya.
Banyak negara yang berjuang menemukan vaksinnya mengaku belum siap untuk memproduksinya, dan masih terus mengembangkannya.
Berbicara masalah vaksin mungkin kita memiliki sedikit harapan, karena negara tetangga Indonesia ini sudah umumkan akan produksi vaksin Covid-19.
Baca Juga: Manfaat Minum Air Ketumbar untuk Wanita, Termasuk Turunkan Berat Badan
Menurut sebuah sumber, dari media Vietnam tintucnuocuc.com, Ilmuwan Australia mengatakan sudah menemukan vaksin Covid-19.
Vaksin ini adalah hasil kolaborasi dengan para peneliti di University of Queensland (UQ) dengan CSL Phamaceutical, program pengembangan vaksin.
Menurut koresponden kantor berita Vietnam, perjanjian kerja sama antara Universitas Queensland dan CSL Corporation dan Aliansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CEPI), baru saja ditandatangani.
UQ Covid-19 menunjukkan hasil positif dan memasuki uji klinis di Australia, berdasarkan pernjanjian ini, CSL dan CEPI akan mendanai UQ untuk melakukan tes vaksin, dimulai pad Juli.
Pernyataan bersama QU, CSL dan CEPI, mengataka meskipun kita harus melalui beberapa prosedur yang diperlukan, vaksin ini telah diakui sebagai keberhasilan.
CSL percaya bahwa teknologi produksi maju perusahaan akan memiliki ini dan skala produksi massal sebanyak 100 juta dosis vaksin akan tersedia pada Akhir 2021.
Dalam waktu dekat, CSL akan menandatangani kontrak dengan produsen global lainnya untuk meningkatkan volume produksi vaksin dan memperluas distribusinya.
Berbicara pada pers, peneliti UQ, Paul Young mengatakan ada 120 kandidat sukarelawan yang berpartisipasi dalam tes pertama, dengan tujuan pemeriksaan keamanan vaksin.
Hal itu akan memantau sistem imun, dan setelah tes pertama selesai, uji coba akan dilakukan pada 800-1.000 sukarelawan.
Young berharap hasilnya akan didapatkan pada pertengahan 2021, dan menuju produksi massal pada akhir 2021.
Pada waktunya nanti akan membantu dunia memerangi Covid-19.
Tes pertama dijadwalkan di Brisbane, kemudian pengujian lebih lanjut dilakukan di tempat lebih ramai denngan virus Covid-19 untuk memeriksa keakuratan vaksinnya.
Uji klinis terhadap vaksin ini telah dilakukan di berbagai negara, vaksin yang dikembangkan UQ menggunakan prinsip penjepitan molekuler.
Teknologi yang dipatenkan dari UQ, penelitian ini didasarkan pada sel tulang punggung dalam vaksin, yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat melawan kuman melalui mekanisme melekat pada urutan genetik atau menggabungkan protein.
Setelah diberikan vaksin, akan membantu menstimultan respon imun dan melawan invasi virus SAR-CoV-2.