Advertorial
Intisari-Online.com - Arab Saudi berada di urutan ke-5 sebagai negara dengan kasus positif virus corona (Covid-19) di Asia.
Berdasarkan data dari worldometers.info pada Minggu (7/6/2020), ada 98.869 kasus positif virus corona di Arab Saudi.
Walau begitu, negara ini hanya mencatatkan 676 kasus kematian.
Sementara 71.791 lainnya dinyatakan sembuh.
Sebelumnya pemerintah Indonesia sudah mengumumkan tidak adaibadah haji pada tahun 2020.
Lalu bagaimana dengan ibadah umrah?
Dilansir dari kompas.compada Minggu (7/6/2020), ibadah umrah disebut akan mengikuti protokol kesehatan di era new normal saat kembali dibuka.
Bendahara Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Tauhid Hamdi mengatakan, protokol kesehata itu berlaku seperti halnya pariwisata karena berkaitan dengan industri perjalanan.
"Pada era New Normalnanti, kita perlu perhatikan masalah kebersihan dan kesehatan," kata Tauhid dalam webinar ASITA, bertajuk "Penundaan Haji 2020 dan New Normal Perjalanan Umrah" pada Sabtu (6/6/2020).
"Tentunya umrah mendatang akan ada itu semua, jaga jarak, masker dan lainnya. Jadi akan mengalami perubahan," lanjutnya.
Untuk itu, AMPHURI sendiri sudah menyiapkan beberapa hal terkait protokol kesehatan ibadah Umrah dari segala sisi mulai transportasi hingga akomodasi.
Tauhid mencontohkan, untuk alat transportasi yaitu bis akan dibatasi kapasitas penumpangnya.
"Tadinya bis yang kita isi mungkin 30 orang, jadi besok akan 20 orang atau setengahnya."
"Ini akan mengalami perubahan harga dan tentu akan mengalami kenaikan, karena jumlah bus akan bertambah banyak untuk dapat mengangkut penumpang minim kapasitas," jelasnya.
Hal ini akan terjadi apabila New Normal sudah berlangsung.
Namun hingga kini, diakui Tauhid, keputusan ini akan melihat situasi terkini di Arab Saudi.
Menurutnya, hingga kini belum ada keputusan apa pun dari pemerintah Arab Saudi baik penyelenggaraan haji tahun ini maupun umrah tahun depan.
Ia pun tetap kokoh pada keputusan pemerintah yang meyakini tahun ini tidak ada ibadah haji atau dibatalkan.
"Karena kita lihat di Jeddah itu di-lockdown lagi sementara jemaah Indonesia itu turun pasti di sana dulu pas mau Umrah dan Haji."
"Jadi saya rasa ibadah haji tahun ini tidak akan ada, walaupun pemerintah Arab Saudi belum menentukan," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Anton Subekti mengatakan belum dapat membayangkan new normal untuk ibadah umrah.
Meski demikian, ia sudah melihat protokol kesehatan yang diterapkan di Masjid Nabawi ketika buka kembali.
Masjid mengatur jarak para jemaah yaitu satu meter.
Namun pemandangan berbeda dan penumpukkan justru terjadi di luar masjid ketika jemaah mengantri untuk masuk.
"Kita lihat ketika jemaah mau masuk ke gate nya, itu antri beratus meter tanpa jarak."
"Makanya saya belum terbayang hanya untuk mengatur orang masuk masjid saja begitu sulitnya jaga jarak," terangnya.
Oleh karena itu, ujarnya, aturan new normal untuk ibadah umrah atau haji masih sangat panjang.
(Nicholas Ryan Aditya)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "New Normal Umrah, Seperti Apa Itu?")