Advertorial
Intisari-Online.com - Ini adalah kisah seorangfotografer bernamaJan Skwara.
Di mana dia memotret sekteAghori yang sulit dipahami di Varanasi, India.
Diketahui bahwa sekte ini hidup di kuburan danmengonsumsi daging manusia.
Dilansir dari mirror.co.uk pada Jumat (5/6/2020),Jan Skwara(38) mempublikasikan foto-foto menakjubkan yang menunjukkan seperti apa kehidupan sekteAghori.
Fotografer asalPruszkow, Polandia ini disebutkanmelakukan perjalanan melalui Varanasi, India, ketika ia bertemu anggota sekte Aghori ini.
Anda perlu tahu bahwa anggota sekte Aghori percaya pada asketisme, gaya hidup di mana para pengikut menyangkal kesenangan sensual mereka, dan memilih untuk mengejar tujuan spiritual.
Selama empat hari, Jan belajar banyak tentang orang-orang Aghori.
Mereka memang pada dasarnya dikenal karena berspesialisasi dalam ritual mayat.
Bahkan orang-orang Aghori juga mempraktikkan kanibalisme.
Walaupun mereka menyembah dewa Hindu, praktik Siwa, tapi sekte Aghori dipandang bertentangan dengan agama Hindu ortodoks.
"Dikatakan bahwa Aghori ada di ruang antara hidup dan mati," kataJan.
"Mereka biasanya tinggal dekat dengan tempat krematorium dan mengumpulkan 'minyak manusia' dari mayat."
"Mereka memiliki sistem kepercayaan mereka sendiridi mana mereka mengkonsumsi hal-hal yang tercemar."
"Seperti daging manusia, kotoran, atau racun."
Menariknya, salah satu mantanpresiden India adalah Aghori.
Ketika yang lain mauterlibat dalam perubahan sosial yang positif, beberapa tidak. Bahkanmendorong asketisme secara ekstrem.
"Aghori tidak menyukai pengunjung terutama turis. Karena kehidupan mereka terkonsentrasi pada doa dan meditasi."
"Tapi aku bisa mengunjungi mereka ketika aku bertemu dengan seorang pemuda yang adalah mantan Aghori," ungkap Jan.
Orang-orang Aghori hanya memakan daging mayat dan sering juga menggunakan tubuh untuk mengubah koneksi ke dewa sekte.
Karena alasan ini, orang-orang Aghori hanya mengenakan sedikit pakaian sebagai cara untuk melepaskan diri dari rasa malu.
Mereka tidak tertarik tentang ketenaran.
Jan berkata sulit untuk menemukan orang Aghori yang bisa diajak berbicara.
Walau hasil karyanya dipuji, Jan mengaku dia takut ketikamelihat semua tengkorak itu.
"Mereka bertingkah aneh, terkadang berteriak atau berlarian."
"Ritual Aghori mungkin tampak mengejutkan bagi orang Barat tetapi bisa jadi bahan pembelajaran untuk kita semua," tutup Jan.