Advertorial
Intisari-Online.com - Kita sudah memasuki bulan Juni di tahun 2020.
Artinya sudah hampir 6 bulan kita berjuang melawan pandemi virus corona (Covid-19).
Tercatat hingga hari Jumat (5/6/2020) ini, lebih dari 6,7 juta orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia.
Walau begitu,lebih dari 3 juta orang lainnya sudah dinyatakan sembuh dari virus corona.
Nah, ada kabar baik lagi terkait virus corona.
Dilansir darinews.abs-cbn.com padaJumat (5/6/2020), negara Fiji mengumumkan bahwa negaranya bebas dari Covid-19.
Pengumuman ini dilaporkan setelah pasien terakhir yang terinfeksi virus corona berhasil sembuh pada hari ini.
Berita ini lantas menambah deretan prestasi Fiji dalam menangani pandemi virus corona.
Perlu Anda tahu, Fiji atauRepublik Kepulauan Fijiadalah sebuah negara kepulauan di selatan Samudra Pasifik, di sebelah timur Vanuatu, sebelah barat Tonga, dan sebelah selatan dari Tuvalu.
Fiji memiliki 322 pulau, 106 di antaranya berpenghuni.
Lokasi Fiji dekat dengan Australia dan Selandia Baru.
Awalnya, negara yang memiliki 930.000 populasi ini panik saat kasus virus corona pertama diumumkan padapertengahan Maret 2020 kemarin.
Untungnya, pemerintah setempat bergerak cepat dengan menerapkan kebijakan isolasi ketat dan perbatasan ditutup.
Tapi tiba-tiba jumlah kasus virus corona di Fiji melonjak menjadi 18 kasus.
Setelah berjuang selama hampir 3 bulan lamanya Perdana Menteri Frank Bainimarama dengan bangga mengumumkan negaranya berstatusbebas virus corona.
"Ini semua berkatdoa, kerja keras, dan ketegasan," ucapPerdana Menteri Frank Bainimarama.
"Pasien Covid-19 terakhir kami telah dinyatakan sembuh," tulisnya dalam akun Twitter.
"Selain itu, sudah 45 hari lamanya kami tidak memiliki kasus virus corona baru."
"Fiji juga mengumumkan bahwa negara mereka tidak memiliki kasus kematian dan artinya tingkat pemulihan kami adalah 100 persen."
Apa yang terjadi Fiji langsung membuat bangga.
Sebab pada dasarnyaKepulauan Pasifik pada awalnya dipandang sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap virus corona.
Alasannya karena infrastruktur kesehatan di sini kekurangan sumber daya dan tingginya tingkat kematian karena kondisi kesehatan umum seperti diabetes dan penyakit jantung.
Ada juga kekhawatiran isolasi geografis dapat mengubah pulau-pulau itu menjadi inkubator infeksi.
Seperti ketika epidemi campak di Samoa akhir tahun lalu menewaskan 83 orang, kebanyakan dari mereka bayi dan balita.
Namun, ketika negara besar kewalahan menghadapi virus corona, negara-negara di kawasan itu justru bertindak cepat.
Mereka membuat keputusan mahal untuk menutup perbatasan dan menutup perdagangan pariwisata yang menopang ekonomi mereka.
Tujuannya hanya untuk melindungi warga negara mereka.
Selain Fiji, beberapa negaraKepulauan Pasifik lainnya bahkanbelum mencatat satu pun kasus virus corona.
Termasuk Palau, Tonga, Kepulauan Solomon, Samoa, Kepulauan Marshall, Vanuatu, Kepulauan Cook, dan Mikronesia.
Dengan membaiknya kondisi Fiji, maka mereka berencana membuka kembali negara.
Khususnya penerbangan dari Selandia Baru atau negara dengan zona hijau atau zona aman.
Sebelum Fiji, Kepulauan Cook jugamerupakan salah satu negara pertama di dunia yang menyatakan dirinya bebas virus corona pada pertengahan April lalu.
Tapi mereka masihsecara hati-hati untuk membuka kembali perbatasannya.