Laporan tahun 2005 yang dipublikasikan oleh New Focus International yang berasal dari wawancara dengan pembelot Korea Utara mengindikasikan bahwa seks bebas masih sangat tabu di negara tersebut.
Salah seorang perempuan berumur 16 tahun percaya ia bisa hamil dengan berpegangan dengan lawan jenis dan tertidur.
Kontradiktif dengan hal tersebut, komite telah menyimpulkan 'pergaulan seksual yang bebas' menjadi biasa karena pengaruh dari negara barat, sebagai akibat dari maraknya media elektronik.
Sumber mengatakan, "untuk mencegah ini, mereka perintahkan sekolah-sekolah untuk mengecek ponsel milik murid dan gadget lain yang mereka miliki."
Hal tersebut dilakukan lewat aplikasi yang ada di semua ponsel di negara tersebut bernama Red Flag.
Aplikasi tersebut mencatat semua situs yang dikunjungi oleh masing-maisng pengguna dan secara acak mengambil screenshots yang kemudian dapat dilihat oleh pihak berwenang.
Tambahan lagi, pihak berwenang mengatur aktivitas seksual yang tidak sehat oleh para remaja.
Mereka menjelaskan, "anggota liga pemuda, dan juga para guru sekolah, melakukan tindakan pengaturan berbagai macam termasuk menghukum siswa bermasalah dan mendidik mereka secara individu."
Baca Juga: 'Perang' Melawan Virus Corona Sebabkan Nyawa 80 Juta Anak di Dunia Terancam, Ini Kata WHO
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR