"Mempertahankan akses bebas dan terbuka ke jalur air ini tidak hanya penting karena alasan ekonomi, tetapi juga untuk menegakkan norma global kebebasan navigasi," kata laporan itu.
"Amerika Serikat juga berisiko ditarik ke dalam konflik militer dengan China di wilayah ini sebagai akibat dari kewajiban perjanjian pertahanan AS untuk setidaknya satu dari penuntut ke wilayah yang diperebutkan, Filipina," imbuhnya.
Laporan itu menegaskan risiko konfrontasi militer di Laut China Selatan yang melibatkan AS dan China bisa meningkat secara signifikan dalam 18 bulan ke depan.
Kapal induk China telah melakukan pelatihan kesiapan tempur di Laut Kuning pada Mei.
Unit ini juga telah melakukan perjalanan ke seluruh pantai Asia dalam beberapa bulan terakhir.
Pengamat militer, Chi Le-yi yang berbasis di Taipei, mengatakan negara-negara di Laut China Selatan mengintensifkan latihan laut dan udara dengan maksud memiliterisasi wilayah itu.
"Latihan pendaratan adalah bagian dari pelatihan reguler angkatan laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) dalam mencapai rencana Beijing untuk membawa Laut China Selatan di bawah kendalinya," kata Le-yi.
"Sebuah latihan pendaratan dapat dilihat sebagai persiapan untuk serangan terhadap Taiwan."
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR