Advertorial
Intisari-Online.com - Terlarut dalam kesedihan karena kehilangan anaknya, seorang ibu justru kembali tertimpa musibah usai bangun dari tidurnya.
Seorang ibu di Nort Wales ini tertidur setelah menangisi seorang anaknya yang meninggal dunia.
Begitu terbangun tak lama kemudian, ia justru kembali harus mengalami kehilangan karena anak laki-lakinya yang lain telah meregang naywa.
Ibu asal Inggris yang berduka itu Rosemary Davies, mengatakan dia "merasa ingin melompat ke dalam kubur" dari kedua anak laki-laki yang dicintainya di pemakaman bersama mereka di Wrexham, North Wales, seperti dikutip dari The Sun, Sabtu (6/7/2019).
Ibu lima anak itu mengatakan kepada Daily Post North Wales bahwa salah satu putranya, Robert Jones (36), berusaha menghiburnya atas kematian adiknya, Scott Bellis (29) pada Rabu (29/5/2019).
Setelah mengobrol sampai dinihari, Davies naik ke kamarnya di lantai atas, di mana dia akhirnya menangis hingga tertidur.
Beberapa jam kemudian pada Kamis (30/5/2019), dia dibangunkan oleh suara jeritan Fallon, pacar Robert, yang berasal dari bawah.
Dia segera turun dan terkejut saat menemukan Robert yang dikenal sebagai Bobby, mengeluarkan darah dari mulutnya.
Meskipun ayah tirinya, Paul dan setelahnya paramedis mencoba menyelamatkannya, mereka tetap kehilangan Bobby.
Davies, yang berusia 60-an, berkata, "Saya berteriak di jalan di luar."
"Saya tidak percaya sekarang kehilangan anak lelaki saya yang lain."
Pada malam sebelum kematian Scott, Davies merasa down dan dia meminta Scott untuk datang dan menginap bersamanya.
Dia ingin pergi ke rehabilitasi tetapi tidak ada tempat yang tersedia untuk Scott, tambahnya.
Scott pulang ke flatnya di sudut dari rumah ibunya di Bradley, Wrexham, dan hari berikutnya, Davies mengetahui bahwa Scott telah meninggal.
Diduga mantan pekerja pabrik itu meninggal karena overdosis.
Dia berkata, "Malam kematian Scott ternyata menjadi malam kematian Robert.
"Kami berbicara sampai sekitar jam 2 pagi, lalu aku pergi tidur."
"Pada jam 5 pagi aku menangis di tempat tidurku, berusaha untuk tidak membangunkan siapa pun ketika Bobby (Robert) dan Fallon sedang tidur di lantai bawah di tempat tidur sofa.
"Tetapi pada jam 7.55 pagi aku mendengar Fallon menjerit dan aku turun ke bawah untuk menemukan darah tebal keluar dari mulut Bobby, dan tubuhnya dingin saat disentuh."
Dia menggambarkan Scott, yang telah berjuang dengan alkohol, sebagai "baik dan pemalu", dan mengatakan bahwa Scott dan Bobby adalah "penyamun kecil bersama".
Davies menambahkan, "Saya memegang tangan mereka untuk melakukan semua yang perlu mereka lakukan, dan sebagian besar waktu mereka membuat saya melilit jari-jari kecil mereka.
"Scott tinggal di sudut akan datang dan menemui saya setiap hari, dan meskipun Bobby puas dengan Fallon dan berada di tempat yang baik secara mental, dia masih datang untuk menemui saya untuk makan siang hari Minggu dan Kamis.
"Tiga anakku yang lain, Michael, Dean dan Donna, melanjutkan hidup mereka, tetapi 'tali apron-ku' tidak pernah terputus dari Scott dan Bobby. Kami tidak terpisahkan."
Selama pemakaman bersama untuk Scott dan Bobby di Gereja Holy Trinity di Wrexham, peti mati kedua bersaudara dibawa ke gereja oleh anggota keluarga yang dilanda kesedihan, termasuk cucunya yang berusia 18 tahun, Liam.
Nyonya Davies berkata, "Saya tidak tahu bagaimana mereka melakukannya, karena setelah mereka membawa satu peti mati, mereka harus kembali ke lorong untuk membawa yang lainnya. Itu memilukan."
Dia mengaku putus asa ingin melompat ke liang kubur kedua putranya, tapi bertahan demi anak laki-laki kecil Scott, Leo yang berusia enam tahun.
Ny. Davies menambahkan, "Hati saya hancur tetapi dia akan mengisinya."
"Saya adalah wali sah (Leo), tetapi Scott benar-benar memujanya, seperti halnya pamannya, Bobby.
“Leo telah kehilangan ayah dan pamannya yang sangat dekat."
"Dia sangat mencintainya dan akan selalu membawanya ke taman untuk pertandingan sepak bola," tutupnya. (Nieko Oktavi Septiana)