Advertorial
Intisari-Online.com - Penularan virus corona terjadi begitu cepat.
Sekitar 5 bulan 'menyerang' ratusan negara di dunia, virus ini telah menginfeksi jutaan orang.
Cara penularannya terus diselidiki, termasuk penemuan bahwa virus ini dapat bertahan di beberapa benda.
Sehingga bisa saja tanpa kita sadari sejumlah peralatan make up bisa menjadi media penularan virus corona.
Misalnya saja, lipstik, maskara, dan kosmetik lainnya yang punya potensi membawa covid-19 karena dipakai sehari-hari.
Alat make up tak jauh berbeda dengan ponsel, uang, kacamata yang sehari-hari begitu dekat dengan kehidupan dan aktivitas kita.
Produk kosmetik yang sering digunakan seperti eyeliner, maskara, dan lipstik juga kontak langsung dengan mata, hidung, dan area mulut, tempat virus dapat dengan mudah masuk.
Menurut dokter kulit bersertifikat Dr. Adam Mamelak, seperti dilansir HuffPost, saat ini belum ada penelitian yang diterbitkan tentang berapa lama virus dapat hidup di dalam produk kosmetik.
Namun, mengacu pada penelitian yang diterbitkan The New England Journal of Medicine pada April 2020, menunjukan bahwa virus dapat hidup di permukaan plastik hingga 72 jam.
Untuk itu, kita harus waspada karena ini dapat menimbulkan masalah bagi banyak produk kosmetik di dalam tas makeup.
“Tabung plastik rias, botol, dan compact (wadah riasan) dapat menjadi perhatian khusus karena bisa menjadi sarana penularan virus,” kata Mamelak.
Mengingat virus ini dapat hidup di wadah plastik dan logam hingga tiga hari, ada baiknya perlu berhati-hati saat merias wajah dan menyentuh wajah yang bisa menjadi cara yang sangat nyata untuk tertular virus.
Baca Juga: Terapung 3 Hari di Lautan Gara-gara Kapalnya Tenggelam, Begini Cerita 6 ABK Akhirnya Bisa Selamat
Untuk mengurangi risiko dan kekhawatiran tentang make up yang baru dibeli, sebaiknya disimpan terlebih dahulu beberapa hari dan jangan langsung digunakan.
Walau begitu, sebagian besar produk kosmetik mengandung bahan pengawet untuk memperpanjang usia simpan produk dan menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur yang berbahaya, menurut basis data Skin Working Group dari Environmental.
Ahli kimia kosmetik Vanessa Thomas mengatakan, pengawet make up memang berfungsi untuk menjaga infeksi bakteri seminimal mungkin.
Sayangnya, hal itu tak bisa melindungi kita dari virus corona.
"Pengawet dalam kosmetik biasanya hanya sebagai garis pertahanan dari kontaminasi produk kecantikan dari bakteri, bukan virus," kata Thomas kepada HuffPost.
Tidak hanya lipstik atau lip balm saja yang menjadi perhatian utama, namun juga riasan seperti maskara, eyeshadow dan eyeliner juga berisiko.
Sebab pemakaian produk ini berinteraksi langsung dengan area mata.
"Saya mengantisipasi melihat lebih banyak (benda) yang (kemungkinan bisa) terinfeksi , karena kita tahu bahwa virus dapat menginfeksi permukaan mata melalui selaput lendir konjungtiva dan melalui air mata," kata dokter mata bersertifikat Dr. Yuna Rapoport kepada HuffPost.
Jika terbiasa membawa kosmetik bersama-sama dengan dompet di tas, sebaiknya kamu menyemprotkan desinfektan setiap hari dan menggantinya setiap enam minggu.
Hal ini dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan terpapar dari virus corona.
"Jika mungkin, tinggalkan produk rias mata di rumah, karena sering kali kamu menggunakannya di luar rumah, kamu bahkan tidak menyadari ketika kamu menyentuh mata,” ujar Yuna.
Yuna menambahkan, untuk lebih amannya idealnya, maskara dan eyeliner harus diganti setiap tiga bulan. Eyeshadow dapat diganti setiap enam bulan.
Selain itu, rutinlah mencuci spons atau brush yang dipakai.
"Namun, jika kamu membawa kosmetik di tas, saya merekomendasikan menggantinya dalam waktu tiga hingga enam minggu, bukan tiga bulan," katanya.
Ia mengatakan, jika kita pernah tertular Covid-19 dan sudah sembuh, sebaiknya ganti semua produk kosmetik yang dipakai dengan yang baru untuk memastikan tidak ada penularan ulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Alat Make Up Bisa Jadi Sarana Penularan Virus Corona