Advertorial
Intisari-Online.com - Berbgai negara menghadapi masalah serupa dalam 'perang' melawan Covid-19.
Termasuk kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) yang khususnya diperlukan para tenaga medis yang berada di garda terdepan melawan virus ini.
Di Indonesia, bukan hal asing lagi saat beberapa waktu lalu para tenaga medis maupun masyarakat umum meyuarakan kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan APD.
Orang-orang yang mampu memproduksi APD pun satu per satu turut serta untuk mengatasi kekurangan tersebut.
APD bagi tenaga medis begitu penting demi melindungi mereka dari paparan virus corona.
Mereka bersentuhan langsung dengan para pasien Covid-19 yang sangat berisiko menularkan virus corona.
Namun, nasib memilukan dialami oleh dokter di Visakhapatnam Selatan, India.
Melansir BBC (21/5/2020), Dr Sudhakar Rao, ahli anestesi dengan pengalaman 20 tahun, menjadi berita utama nasional India selama akhir pekan untuk kedua kalinya dalam dua bulan.
Dokter yang telah diskors setelah mengangkat kekhawatiran tentang kekurangan masker ini kembali menjadi sorotan setelah para pejabat mengirimnya ke rumah sakit jiwa.
Serangkaian video yang beredar menunjukkan dia dan polisi berhadapan di sebuah jalan raya di kota Visakhapatnam selatan, tempat Dr Rao tinggal dan bekerja.
Pihak berwenang mengatakan dia dikirim ke rumah sakit jiwa setelah itu.
Berita itu menyusul laporan para dokter India menghadapi serangan balasan setelah berbicara tentang kekurangan alat pelindung atau kurangnya persiapan di rumah sakit.
Dr Rao pertama kali terlihat bertelanjang dada, duduk di dalam mobilnya di sisi jalan, dan berteriak pada polisi. Aksinya ini terekam dalam sebuah video.
Dalam video lain, dia berbaring di jalan dengan tangan terikat di belakang punggungnya ketika seorang polisi memukulinya dengan tongkat.
Kemudian petugas mengikatnya di depan para penonton yang kebingungan.
Sebelum dia dibawa pergi, dr Rao sempat berbicara kepada wartawan setempat. Dia mengatakan dia telah dihentikan dan dipaksa keluar dari mobil oleh polisi.
"Mereka menyambar telepon dan dompet saya. Mereka memukul saya," katanya.
Penahanan sang dokter telah memicu kontroversi besar. Pengguna media sosial dan lainnya mengkritik penanganan situasi oleh pemerintah negara bagian.
Partai-partai oposisi telah mempertimbangkan, menuduh polisi memiliki kekuatan yang berlebihan.
Kasus dr Rao sangat diperdebatkan karena dia sudah dalam skorsing.
Terkait skorsing yang menimpa dr Rao dilakukan pemerintah usai ia mengatakan kepada media bahwa dokter tidak diberi baju pelindung dan masker yang memadai.
Pernyataan dokter Rao kepada media dilakukannpa pada 3 April lalu.
Dokter yang bekerja di rumah sakit pemerintah ini mengatakan, ia diminta meninggalkan pertemuan dengan para pejabar saat dia mengangkat masalah tersebut.
"Kita disuruh menggunakan topeng yang sama selama 15 hari sebelum meminta topeng baru. Bagaimana bisa kita merawat pasien yang mempertaruhkan hidup kita?" dia bertanya kepada wartawan televisi lokal dalam sebuah klip yang segera menjadi viral.
Pemerintah memerintahkan penyelidikan, tetapi juga menangguhkan Dr Rao. dengan go public alih-alih mengajukan keluhan resmi. Kata para pejabat, ia telah merusak moral pekerja perawatan kesehatan lainnya.
Beberapa hari kemudian, Dr Rao merilis sebuah video di mana dia meminta maaf dan meminta penangguhannya dibatalkan, namun pemerintah tidak merespons.
Tak berhenti mendapatkan skorsing saja, dr Rao pun mengaku menerima ancaman dan pelecehan sejak saat itu.
"Orang-orang mengancam saya melalui telepon selama beberapa hari terakhir," kata Dr Rao pada hari Sabtu.
Ibu dari dr Rao, Kaveri Rao, mengatakan kepada BBC Telugu bahwa putranya tidak memiliki masalah kesehatan mental.
"Dia adalah seorang dokter terkenal," katanya.
"Tapi dia telah menghadapi pelecehan sejak hari dia menyampaikan kekhawatiran itu. Aku merasa tidak enak ketika orang-orang memanggilku dan bertanya tentang dia. Dia telah sangat tertekan selama berminggu-minggu," ungkapnya.
Sementara itu, polisi berdalih bahwa penangkapan dokter Rao dilakukan berdasarkan laporan bahwa ada seorang pria mabuk yang berperilaku tidak menentu di jalan raya.
Komisaris Polisi Visakhapatnam, RK Meena mengatakan kepada BBC Telugu bahwa petugas tidak tahu itu adalah Dr Rao sampai mereka tiba di tempat kejadian.
Polisi mengatakan dia mencoba untuk menghapus barikade di jalan dan melemparkan botol minuman keras ke jalan.
Mereka juga menuduh bahwa orang yang lewatlah yang menahannya dengan mengikat tangannya dengan tali sebelum polisi tiba di sana.
Mereka mendaftarkan sebuah kasus yang menuduh dokter menghalangi polisi dan menyebabkan kerusakan.
Namun identitas pengadu belum dirilis, dan sejauh ini tidak ada saksi mata yang mendukung akun resmi tersebut. Satu-satunya video Dr Rao yang ditahan menunjukkan seorang polisi mengikat tangannya dengan bantuan warga sipil.
"Dia berperilaku kasar dengan polisi. Dia mengambil ponsel dari seorang polisi dan membuangnya," kata Meena kepada wartawan.
"Dia tampaknya menderita masalah psikologis, sambungnya.
Dia menambahkan bahwa Dr Rao awalnya dibawa ke kantor polisi, dan kemudian dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan dasar. Dokter di sana menyarankan agar ia dipindahkan ke rumah sakit jiwa.
Radha Rani, pengawas rumah sakit, mengatakan kepada BBC Telugu bahwa Dr Rao tampak stabil, tetapi akan diobservasi selama dua minggu sehingga mereka dapat memastikan kondisinya sepenuhnya.