Advertorial

Tanpa Orang Ini Mungkin Umat Manusia Sudah Musnah Dari Dunia, Skenario 'Kiamat' Buatan Mungkin Sudah Terjadi, Kisah Penyelamatanya Terungkap 50 Tahun Kemudian

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Anda pula mungkin tidak tahu, ada hari paling berbahaya dalam sejarah yang hampir memusnahkan seuruh populasi manusia.
Anda pula mungkin tidak tahu, ada hari paling berbahaya dalam sejarah yang hampir memusnahkan seuruh populasi manusia.

Intisari-Online.com -Nama Vasili Arkhipov pria yang mungkin tidak setenar nama-nama tokoh besar dunia, tapi ketahuilah dia mungkin yang menyelamatkan kita hingga hari ini.

Karena Anda mungkin tidak tahu, ada hari paling berbahaya dalam sejarah yang hampir memusnahkan seuruh populasi manusia.

Pada 27 Oktober 1962, dunia hampir meledak dalam perang nuklir yang akan memusnahkan dunia.

Namun, hal itu tidak pernah terjadi berkat seorang perwira kapal selam Rusia yang bernama Vasili Arkhipov yang berbicara untuk menggagalkan perang tersebut.

Baca Juga: Ditawar Rp40 Miliar oleh Baim Wong, Ternyata Begini Penampakan Rumah Mewah Muzdalifah, Bikin Elus Dada!

MenurutDaily Mirrorpada, kisah heroiknya baru terungkap setelah 50 tahun kemudian.

Konon pada waktu itu hanya beberapa detik sebelum bencana mematikan nyaris terjadi.

Menurut Thomas Blanton direktur Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington, tahun 2002 menyebutkan, "seorang pria bernama Vasili Arkhipov menyelamatkan dunia."

Tahun 2007, setelah 19 tahun kematian Arkhipov, banyak pihak merasa berhutang budi atas tindakan heroiknya atas upayanya menyelamatkan umat manusia.

Baca Juga: Serangan Jantung Diduga Jadi Penyebab Didi Kempot Meninggal, Kenali 3 Jenis Serangan Jantung yang Paling Berisiko Kematian

Kisahnya berawal ketika dunia dalam cengkeraman krisis misil Kuba ketika perwira Arkhipov berada di kapal selam B-59 Soviet di Karibia dengan intruksi menuju Kuba.

Namun, dalam beberapa hari terakhir ketegangan meningkat dengan pesawat mta-mata AS ditembak di atas Kuba sementara lainnnya tersesat dan menyimpang ke udara Soviet.

Tanggal 27 Oktober 1962, kapal selam Soviet ditemukan pasukan AS, mereka mulai menjatuhkan serangan kepada B-59, yang dimaksudkan sebagai tembakan peringatan.

Mereka dipaksa naik ke permukaan, tetapi mereka tidak mengtahui bahwa B-59 memiliki torpedo nuklir taktis dengan kekuatan bom seperti yang dijatuhkan di Hiroshima.

Para petugas meluncurkan rudal tersebut tanpa menunggu persetujuan dari Moskow.

Karena percaya bahwa Perang Dunia III telah terjadi ia, kapten kapal selam Valentin Savitsky memerintahkan torpedo nukrir 10 kiloton dipersiapkan oleh B-59 kepada USS Rundolf.

Para kapten dari Soviet berkata, "Mungkin perang sudah dimulai, kita akan meledakkan mereka sekarang, kita akan mati.

"Tapi kira akan menenggelamkan mereka dan tidak akan membuat malu armada."

Baca Juga: Sudah 30 Tahun Menikah Hingga Miliki Anak Cucu, Pasangan Ini Kaget Bukan Main Ternyata Pasangannya Adalah Sudara Kandung Sendiri, Identitasnya Terbongkar Gara-gara Hal Ini!

Jika torpedo B-59 benar-benar diledakan, awan nuklir akan menyebar dari laut ke darat.

AS tentu akan membalas dengan hulu ledak yang lebih dasyat, dan langsung menyerang Moskow.

Pada gilirannya Rusia akan menjatuhkan nuklir di London, dan pangkalan udara Anglia Timur dan konsentrasu pasukan Jerman.

Gelombang bom Rusia berikutnya akan mamusnahkan ekonomi sipil dan lebih dari setengah populasi orang Inggris akan mati.

Sementara itu Pentagon akan mengikuti rencana nuklir mereka dengan melemparkan 5.500 senjata nuklir terhadap seribu sasaran termasuk China.

Fakta bahwa skenario kiamat menakutkan akan terjadi, Vasili Arkhipov yang saat itu berusia 34 tahun dan setara dengan Savitsky yang bertanggung jawab di kapal tersebut.

Saat itu, masing-masing tiga kapten memiliki wewenang untuk meluncurkan torpedo nuklir.

Namun hanya bisa dilakukan jika ketiganya menyetujui hal itu.

Baca Juga: Mengenang Didi Kempot, Awali Karier dari Pengamen Jalanan, Jadi Duta Kereta Api, hingga Dinobatkan Sebagai The Godfather of Broken Heart

Keduanya seutuju namun Arkhipov menolak, dan meyakinkan bahwa dunia bisa dalam bahaya jika ledakan itu terjadi, dia menjelaskan bahwa serangan dari AS hanya tembakan peringatan.

Pada saat yang sama ketika drama terjadi, Presiden AS Kennedy khawatir jika Rusia salah menafsirkan tuduhan atas serangan itu.

Setelah terjadi perdebatan, akhirnya kapal selam Soviet naik ke permukaan, dan bertemu dengan kapal perusak AS. Setelah itu mereka hanya diperintahkan untuk kembali ke Soviet.

Saat itu orang Amerika tidak tahu jika kapal tersebut dilengkapi torpedo nuklir, dan baru terungkap 50 tahun kemudian.

Kepahlawanan Arkhipov telah membuat dunia selamat, dia dipromosikan menjadi wakil laksamana pada 1981 dan pensiun 1980-an, kemudian meninggal 19 Agustus 1998 karena kanker ginjal disebabkan kecelakaan di atas kapal selam nuklir 1961.

Artikel Terkait