Advertorial
Intisari-online.com - Seminggu yang lalu terjadi kebakaran rumah sakit yang diakibatkan malfungsi ventilator pasien Covid-19 di St. Petersburg, Rusia.
Malfungsi terjadi akibat adanya arus pendek (korsleting) dari ventilator pasien Covid-19.
Selain malfungsi, kebakaran akibat ventilator juga diduga karena ventilator kelebihan daya sehingga menjadi panas dan terbakar.
Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan teknologi terbaru ventilator yang bisa otomatis mati ketika kelebihan kapasitas dayanya.
Ventilator yang mengalami malfungsi tersebut adalah ventilator yang digunakan di rumah sakit rujukan Covid-19 di St. Petersburg.
Sebelumnya juga ada kasus yang sama pada 2 minggu yang lalu di Moskow yang tewaskan 1 pasien Covid-19.
Permasalahan ventilator tidak layak mungkin menjadi salah satu alasan terkait 'rekor' mengerikan yang dicapai Rusia.
Melansir Kontan, Rusia kini mencatat rekor kematian harian tertinggi akibat virus Corona pada Sabtu (16/5/2020).
Sementara kasus baru Corona turun ke level terendah dalam dua minggu.
Rusia berada di posisi kedua kasus positif Corona terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dengan 272.043 kasus.
Sabtu kemarin Rusia mencatat 9/200 kasus baru Corona.
Jumlah tersebut adalah jumlah terendah sejak 2 Mei.
Namun, jumlah kematian yang diumumkan pada hari Sabtu selama 24 jam terakhir adalah yang tertinggi di Rusia.
Total 119 pasien telah meninggal dalam 24 jam terakhir.
Kritik yang meragukan tingkat kematian Rusia yang rendah, menuduh pihak berwenang tidak melaporkan beberapa kasus kematian untuk mengecilkan skala krisis.
Jumlah total kematian yang dikonfirmasi secara resmi sekarang di Rusia sebanyak 2.537 orang, lebih rendah dari sejumlah negara lain dengan lebih sedikit kasus.
Baca Juga: Waspada, Kamera OnePlus 8 Pro Ternyata Bisa Memotret Tembus Pandang
Pejabat kesehatan Rusia mengatakan, salah satu alasan mengapa jumlah itu lebih rendah karena hanya kematian yang secara langsung disebabkan virus corona yang dihitung.
Pihak berwenang juga mengatakan bahwa sejak virus datang kemudian ke Rusia, negara itu memiliki lebih banyak waktu untuk menyiapkan tempat tidur rumah sakit dan meluncurkan pengujian skala besar untuk memperlambat penyebarannya.
Kekurangan ventilator menjadi masalah utama di Rusia, terutama di provinsi-provinsi yang jauh dari kota.
Hal tersebut diakui sendiri oleh Vladimir Putin seperti dilaporkan oleh jurnalis BBC Sarah Rainsford.
Produksi ventilator telah ditingkatkan dengan cepat, tetapi penelitian yang dilakukan Reuters temukan jika di luar Moskow, ventilator yang ada sudah sangat usang, dibuat pada tahun 1990-an.
St Petersburg, dengan populasi mencapai 4.9 juta orang, memiliki 5.483 ranjang rumah sakit untuk pasien Covid-19.
Investigasi polisi temukan jika ventilator yang ada di rumah sakit St George semuanya baru, baru dipasang bulan ini dan dibuat oleh perusahaan Rusia bernama Ural yang biasa memproduksi mesin pernapasan.
Anggota Komite Kesehatan Parlemen Rusia, Alexel Kurinny mengatakan jika tidak mungkin ventilator memiliki hubungan arus listrik pendek atau sampai bisa digunakan melebihi kapasitasnya.
Bahkan, keamanan dari kebakaran sudah dirancang dalam setiap desainnya.
Medical Technology Research di All-Russia Institute menunjukkan jika terdapat berbagai jenis ventilator medis, sehingga satu kesalahan mungkin tidak umum bagi jenis ventilator lainnya.
Berita kebakaran ini datang bersamaan dengan Rusia mulai longgarkan lockdown,
Konstruksi, pertanian dan pekerja pabrik diharuskan bekerja lagi.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Rusia mencatat rekor angka kematian harian tertinggi akibat corona"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini