Advertorial
Intisari-online.com -Taiwan sampai saat ini belum bergabung dengan WHO karena WHO melihat mereka sebagai salah satu provinsi China.
Namun, melihat keberhasilan Taiwan menanggulangi virus Corona dengan baik, Menteri Senior Selandia Baru mendukung Taiwan untuk bergabung dengan WHO.
Keputusan tersebut tentunya membuat China kebakaran jenggot.
China sangat menentang kedaulatan Taiwan dan tidak mengakui jika Taiwan adalah negara berkedaulatan penuh.
Mereka menganggap Taiwan masih salah satu provinsi dari negeri tirai bambu tersebut.
China peringatkan keras dukungan Selandia Baru terhadap partisipasi Taiwan di WHO.
Mereka ingatkan jika Selandia Baru tetap lakukan hal itu maka China akan mengabaikan hubungan bilateral keduanya.
Taiwan, yang juga didukung penuh oleh Amerika, telah maju untuk membujuk diperbolehkan ikut serta sebagai pengamat dalam perkumpulan World Health Assembly (WHA).
Baca Juga: Apakah Anda Introvert? Kenali 8 Tandanya, Termasuk Nikmati Kesendirian
WHA adalah badan yang menentukan keputusan untuk apa yang harus dilaksanakan oleh WHO.
Tindakan tersebut membuat China sangat geram.
China bahkan menyebut Selandia Baru mengatakan pernyataan yang salah terkait keberhasilan Taiwan mengurangi pasien Covid-19 di negaranya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters menyebutkan "kami berarti harus berdiri sendiri, itu saja."
"Persahabatan sejati berdasarkan kesetaraan. Berdasarkan kemampuan tetap berteman meskipun pernah berbeda pendapat."
Selandia Baru adalah partner perdagangan terbesar China, dan Peters mengatakan ia tidak berpikir isu tersebut dapat mengotori hubungan diplomatik yang dimiliki negaranya dengan China.
Taiwan telah laporkan hanya 440 kasus virus Corona dan tujuh kematian akibat Covid-19.
Gambaran tersebut relatif rendah, dan tunjukkan penanggulangan mereka yang cepat, efektif dan berhasil.
Baca Juga: Ini Manfaat Biji Ketumbar Hitam, Salah Satunya Menguatkan Rambut
Peters mengagumi respon dan cara Taiwan menanggulangi Covid-19.
Ia juga mengatakan banyak yang bisa dipelajari dari negara tersebut.
Saat ditanya mengenai respon China, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan posisi Selandia Baru pada Taiwan hanya berhubungan dengan respon mereka terhadap Covid-19.
"Kami selalu melakukan kebijakan 'Satu China', dan itu akan tetap kami lakukan," ujarnya.
Baca Juga: Ini Manfaat Biji Ketumbar Hitam, Salah Satunya Menguatkan Rambut
Hubungan antara China dan Australia telah menegang beberapa bulan belakangan setelah Canberra meminta investigasi internasional mengenai sumber dan penyebaran virus Corona yang dilaporkan pertama kali di Wuhan, China.
China telah menampik tuduhan tersebut dan menyebutnya tuduhan tanpa dasar.
Mereka juga mengaku telah terbuka dan transaparan terkait wabah Corona.
Sebelumnya dukungan Selandia Baru terhadap Taiwan disampaikan saat debat pada Jumat, 8 Mei yang membahas apakah Taiwan diperbolehkan bergabung dengan WHO.
Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson mengatakan dalam konferensi pers ketika ditanya apakah Selandia Baru mendukung Taiwan, dan jawabannya "Taiwan memiliki sesuatu untuk ditawarkan kepada WHO saat ini."
Saat itu Robertson sedang diwawancarai dalam briefing media harian terkait upaya Selandia Baru melawan virus Corona.
Selama ini Taiwan telah ditolak untuk bergabung dengan WHO karena dianggap masih merupakan salah satu provinsi di China.
Hal tersebut membuat geram dan murka pemerintah Taiwan.
Baca Juga: Manfaat Daun Saga untuk Bayi: Sembuhkan Batuk dan Sakit Perut
Mereka menganggap mereka bisa dianggap lebih serius terutama karena kasus virus Corona yang sedikit dibandingkan negara tetangganya.
Keberhasilan Taiwan berasal dari deteksi dini dan upaya pencegahan yang masif.
Sebelumnya Taiwan pernah menghadiri perkumpulan WHA sebagai pengamat dari tahun 2009 sampai 2016, saat hubungan Taipei dan Beijing masih hangat.
Namun kemudian China memblokir partisipasi lebih jauh setelah pemilu yang membuat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menang.
Baca Juga: Obat Biduran di Apotek, Ini yang Paling Sering Diberikan Apoteker
Tsai Ing-wen dianggap China sebagai sosok pemimpin separatis, yang ditampik oleh wanita tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini