Advertorial

Tertutup Kabut Corona, Pergumulan di Perairan Taiwan Menjadi Terlupakan, Tetapi Lemparan Misil dan Serbuan Pesawat Tempur Tunjukkan Ketiga Negara Siap Tempur

May N

Editor

Intisari-online.com -Dunia telah terfokus pada perjuangan melawan pandemi virus Corona.

Tidak hanya itu, pertengkaran Amerika dan China terkait saling tuduh siapa penyebar virus Corona juga mendapat perhatian.

Namun, dengan perhatian banyak pihak berpindah pada kedua aspek tersebut, peperangan dan pergumulan di perairan Taiwan telah luput oleh sebagian orang.

Beijing menganggap Taiwan adalah provinsi China yang 'bandel' dan harus kembali ke China daratan.

Baca Juga: Pemkot Tegal Terapkan 'Local Lockdown', Akses Masuk Kota Ditutup Pakai Beton hingga 4 Bulan ke Depan

Mereka dengan tegas menyebut akan melakukan tindakan paksa jika diperlukan.

Sementara itu Taiwan juga telah mempersiapkan angkatan bersenjatanya dengan baik.

Namun karena virus Corona menyebabkan banyak pihak kerepotan, penyumbang senjata Taiwan terbesar yaitu Amerika Serikat kini sedang berjuang mati-matian untuk memperbaiki sistem kesehatan mereka.

Sehingga dapat dikatakan jika Amerika juga sedang sibuk mengurusi negaranya sendiri dibandingkan terlibat dalam konflik Taiwan.

Baca Juga: Jilat Toilet untuk Lakukan 'Coronavirus Challenge', Pria Ini Positif Virus Corona

Namun melansir South China Morning Post, Amerika sepertinya telah mengirim beberapa pesan yang tunjukkan mereka masih ingin terlibat.

Amerika masih siaga akan firasat dan tanda apapun dari Beijing.

Amerika juga akan gunakan pandemi Corona sebagai kesempatan dalam krisis ini untuk mencoba mengambil alih Taiwan, menurut para pengamat.

Analis lain mengatakan Beijing khawatir Taiwan tidak mengungkapkan angka pasien Corona di negara mereka dengan benar agar dianggap sudah mandiri dan independen.

Baca Juga: Sudah Pesan Banyak dari China, Spanyol Gusar dan Tidak Mau Lagi Pakai Tes Kit Virus Corona, 'Akurasinya Sangat Rendah!'

Akhir minggu lalu, Amerika kirimkan sinyal pertama mereka saat mereka jalankan tes misil yang tidak biasa di dekat Laut Filipina.

Mereka kemudian mengirim misil penghancur USS McCampbell lewati Selat Taiwan pada Rabu, dilansir dari tweet dari Angkatan Udara Amerika di Pasifik.

Pasukan Pembebas Masyarakat China merespon dengan kirimkan jet tempur ke Taiwan.

Taipei selanjutnya geram dan akhirnya merespon sebagai aksi independen mereka.

Baca Juga: Hadapi Corona 5 Nutrisi Makanan untuk Menambah Sistem Kekebalan Tubuh Anda, Salah Satunya VItamin C

Su Tzu-yun yang dari Institut Penelitian dan Keamanan Nasional Taiwan menyebut jika Washington benar-benar mengirim pesan.

"Amerika tidak pernah lakukan uji coba misil di Laut China Selatan.

"Pengujian yang dilakukan di dekat Laut Filipina yang berdekatan dengan Laut China Selatan artinya Amerika mengatakan kepada China jika mereka mampu hadapi situasi apapun walaupun ada wabah seperti ini," ujar Su.

Su juga menyebut latihan misil Amerika sebagai peringatan terhadap China jika ada salah paham dalam membaca situasi apapun yang terjadi.

Baca Juga: Saat Ancaman AS Tak Bikin Kendor Transaksi, Justru Pembelian Jet Tempur Su-35 Indonesia ke Rusia Disebut Terganjal Soal Harga Teh dan Kopi

Beijing telah menghukum dan menunda penukaran resmi dengan pulau Taiwan sejak Presiden mereka Tsai Ing-wen, dari Partai Progresif Demokrat terpilih tahun 2016 silam.

Presiden tersebut kemudian menolak menerima salah satu prinsip China, yang dianggap Beijing sebagai penolakan terhadap kerjasama dan pertukaran antar Taiwan dan China.

Sejak itu, Beijing telah lakukan beberapa seri permainan perang berdekatan dengan pulau Taiwan dan mendekati tujuh diplomat Taipei untuk tingkatkan tekanan terhadap Tsai.

Namun Tsai terpilih lagi pada Januari kemarin.

Baca Juga: Kamu Adalah Anak Soekarno! Kado Natal Buat Charles dari Sang Bunda Setelah 40 Tahun Dirahasiakan 'Keturunan Darah Biru' Ini

"Kami mengamati jika beberapa bulan ini, Tentara Pembebasan Rakyat telah tingkatkan tekanan di Taiwan.

"Tentu saja virus Corona menjadi pertimbangan, tetapi juga jelas terlihat jika kepemimpinan Beijing tidak berminat untuk berikan kesan jika mereka menurunkan penjagaan mereka," ujar Collin Koh, tim peneliti dari jurusan Hubungan Internasional Sekolah S Rajaratnam, Nanyang Technological University Singapura.

"Jika kita amati retorika dari Beijing, sangat jelas jika ada kekhawatiran pihak administrasi Tsai akan mengeksploitasi wabah Corona sebagai celah mendorong agenda pembahasan kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga: Tak Selalu Ampuh, Begini Penggunaan Plester Jerawat yang Tepat, Hanya untuk Kondisi Tertentu

"Dari situ, aku juga melihat tindakan dan rencana Tentara Pembebasan Rakyat untuk melawan administrasi Tsai, dan melawan gangguan dari Amerika."

Beijing mengalami dilema karena jika mereka ciptakan krisis di Taiwan maka akan ada sentimen negatif dari para nasionalis di China daratan.

Hal tersebut kemudian meningkatkan kemarahan publik terhadap Beijing yang sudah meningkat sejak cara penanganan virus Corona dan penekanan informasi dan para pengadu.

Hal ini dijelaskan oleh Wang Kung-yi, Professor Ilmu Politik di Universitas Kebudayaan China di Taipei.

Baca Juga: Ini 9 Kegiatan Bikin Fit yang Masih Dapat Dilakukan Meski Social Distancing, Salah Satunya Berjalan dengan Anjing

"Aksi China baru-baru ini, termasuk terbangkan pesawat perang ke sisi Taiwan di Selat Taiwan, dan juga dengan pelatihan militer jangka panjang di Pasifik barat, tunjukkan jika Beijing berniat untuk gunakan aksi ini untuk mengalihkan perhatian publik dari cara mereka menangani pandemi ini.

"Di saat yang sama, mereka memberitahu Amerika dan seluruh dunia jika wabah Corona tidak memberi dampak pada militer China," ujar Wang.

Latihan yang dilakukan militer China daratan saat Februari kemarin adalah kirimkan tiga grup pesawat perang lewati titik tengah Selat Taiwan, sehingga dengan jelas lewati wilayah udara Taiwan.

"Beijing ingin gunakan latihan ini untuk mengintimidasi Taiwan dan di waktu yang sama alihkan perhatian publik dalam mengkomentari penanganan Corona di China daratan," ujar Alexander Chieh-cheng Huang, dari Universitas Tamkang.

Baca Juga: 6 Khasiat Obat Akar Kelapa yang Perlu Anda Ketahui, Mampusi Atasi Gatal-gatal hingga Sakit Maag

Taiwan sendiri telah lakukan pengujian militer skala besar minggu ini, termasuk latihan dalam menolak serangan invasi.

Menteri Pertahanan Taiwan menyebut jika latihan ini didesain untuk "menguji kesiapan perang pasukan kami dan respon mereka terhadap invasi dan serangan musuh."

Dengan begitu Beijing, Taiwan dan Washington telah mengirim pesan militer jika mereka tetap siap perang dan tidak terpengaruhi oleh wabah Corona.

Artikel Terkait